Sudah saatnya bergerak maju. Ini adalah tulisan terakhir tentangmu. Tentang dirimu. Sedihku harus ku pangkas. Terima kasih sudah pernah ada. Titip salam dan doa terbaik nan terbesarku terhadap diri kamu, pasanganmu dan keluarga. Semesta akan terus bergerak. Mau sehancur apapun keadaan. Dia akan tetap ada dan menguatkan. Gaktau akan sehancur apa kamu, pasti bisa disembuhkan. Sadar bahwa diriku bukan yang terbaik. Jadi sekarang aku harus mencintai diri sendiri. Entah dengan memeluk kesendirian atau bersenang-senang bersama pasangan. Harus kumatikan rasa iri melihatmu berdansa dalam asa bahagia bersama dia, yang paling indah dan bahagia. Terimakasih. Mengenalmu sangat luar biasa menyenangkan. Sudah saatnya mengucapkan salam perpisahan. Terhadap masa lalu dan dirimu. Mulai detik dan tanggal ini sudah tiada lagi pikiran yang terlintas mengenai dirimu. Tiada lagi qoutes galau bertebaran dalam beranda. Kamu sudah bahagia. Senang dengarnya kamu sudah berada di orang yang tepat. Sudah saatnya b
Titik dimana kita sadar kalau dulu begitu indah, perlahan harus berhenti. Mati dan kembali sendiri. Menyakitkan sekali. Dua insan yang harusnya selamanya. Berpisah dengan mendadak. Indah rasanya jika dikenang. Ingin kembali diulang. Walau kadang, sadar bahwa apa yang berlalu sudah hilang. Tidak terulang. Masuk ke jiwa, dirimu selalu diingat. Disetiap langit ditatap. Di kala hujan turun, deras dan kejam. Bayangmu ada, di dalam pikiran. Hidupmu, hidupku. Ku ingin engkau tahu. Aku selalu rindu. Maaf yah jika jadi begini. Kamu yang buat aku harus terus-menerus berucap dalam setiap doa. Tolong kembali. Hati kadang tidak bisa ditipu, kalau aku masih ingin kamu. Walau sadar, secara logika kamu harusnya aku lupakan. Perlu dihilangkan dalam setiap sudut pikiran, hati dan perasaan. Kamu harus beneran minggat. Akh! Susah. Setiap nasihat pun rata-rata sama. Suruh lupakan. Tetap saja, aku lemah terhadap seluruh momen yang mendadak datang. Sekarang, coba lihat ke depan. Ah sial. Senyummu tetap ada.