Langsung ke konten utama

Friendzoned

Post kali ini gue disuruh sama orang di ask fm lagi. Dia nyuruh gue buatin cerita tentang friendzoned. Sebelum lanjut gue bakalan ngasih tau kalian tentang friendzoned. Friendzoned adalah keadaan dimana gebetan kamu cuma nganggep kamu sebatas seorang temen, nggak lebih. Beruntung cuman teman. Coba supir. Selamat anda masuk Supirzoned. Tapi masih untung supirzoned gimana kalau peliharanzoned. Oke cukup basa basinya sekarang mari nikmati cerita gue. Enjoy !

                “Tring tring tring” bel berbunyi . Menandakan masuk kelas tahun ajaran baru. Dika seorang murid kelas 8 berjalan menuju kelasnya di lantai 2. Ia duduk bersama Gio , temannya. Karna Gio menggunakan kacamata maka mereka tidak boleh pindah dari baris kedua. Di depannya ada perempuan bernama Dina dan Arin yang juga memakai kacamata.

                Dika sudah mengenal Gio dari SD. Maka dari itu Dika memutuskan duduk bersamanya. Di kelas , Dika dikenal sebagai cowok yang cuek,gak suka sama siapa siapa dan pemilih dalam setiap hal. Ia berpikir buat apa pacaran kalau pada akhirnya putus  juga. Di kelas ia termasuk  aktif. Ia juga sering menganggu Arin. Ia juga sering menangisi Arin. Maupun bercanda atau serius. Tapi ke esokan harinya mereka baikan.

                Arin sangat membenci Dika. Begitupun juga Dika. Tapi dari hati mereka masing masing , mereka tidak saling membenci. Melainkan saling menganggap satu sama lain sebagai teman dekat. Arin sering curhat tentang apapun , begitupun Dika. Walau Dika selalu menjahili Arin, Dika menyayangi Arin. Ia rasa Arin dapat membuatnya nyaman. Berbeda dengan wanita yang lain.

                Dika selalu perhatian kepada Arin. Disaat Arin terjatuh dari sepeda motor, Dika menggendongnya dan menjenguknya setiap saat.  Ia tidak memperdulikan keadaannya sendiri. Ia hanya peduli terhadap Arin. Disaat ibu Arin kecelakaan , Dika langsung mengantarnya ke tempat ibu nya berada.

                1 tahun berlalu. Tahun pelajaran baru dimulai. Arin dan Dika terpisah. Arin di 9-4 , Dika di 9-7. Disaat sudah terpisah dengan Arin, Dika merasa kehilangan . Ia tidak bisa menjahili Arin lagi, Ia tidak bisa bercanda lagi, Ia juga tidak bisa menangisinya lagi. Tanpa disadari, Dika memiliki rasa suka kepada Arin. Semenjak terpisah, Dika sering chat dengan Arin. Menanyakan kabar atau mengingat masa lalu di kelas 8.

“Rin masih inget gak yang kita ke kota tua?”

“masih yang lo goncengin gue kan?”

“haha masih inget aja, kalo yang perpisahan. Inget gak lo tidur dipaha gue”

“inget… wkwk iya iya”

Chat mereka berlangsung selama 3 hari. Dika senang , Arin masih mengingat kenangan bersamanya.Ia rasa, Arin memiliki rasa yang sama seperti Dika. Ia pun terus mendekati Arin setiap hari. Ia pun menganggap Arin sebagai gebetannya. Akhirnya , setelah memiliki keberanian . Ia pun memutuskan untu menembak Arin.

“Hey” Kata Dika bersemangat

“Eh dika”

“Emm… Rin kalo ada yang nembak lu, lu bakal jawab apa?”

“Tergantung…. Siapa dulu yang nembak”

“Kalo seadainya gue nembak lo, lo terima ga?”

“Apa, apa maksud lu? Gue gangerti”

“Gue suka Rin sama lo, Mau ga jadi pacar gue?”

“maaf gue gabisa nerima Dik… lo cuman gue anggep sahabat gak lebih. Maaf yah dik.” Kata Arin sambil berjalan melewati Dika.

Rasa pedih pun dirasakan Dika. Dika pun mengungkapkan seluruh perasaannya lewat voice note lalu dikirim ke Arin. Ini isi vnnya.


“ Rin, gue suka sama lo rin. Gatau sejak kapan gue suka sama lo. Dulu dikelas 8 gue sering jahilin lo, ganggu lo , bahkan nangisin lo. Tapi gatau kenapa gue suka sama lo, walau lo ngeselin parah. Semenjak kelas 9, gue merasa  kehilangan lo. Gue kangen banget masa dimana kita kelas 8. Bercanda bareng, curhat bareng , ngisengin bareng. Perlu lo tau, gue gamau pisah dari lo. Gue ingin bersama lo dikelas 8. Tapi waktu terus berjalan. Gue harus nerima pisah sama lo. Arin, Tiba tiba gue memiliki rasa rin sama lo, semenjak lo udah gak di dekat gue. Gue pun ingin menembak lo, tapi sayang lo gak menerima pernyataan suka gue. Rin gue suka , suka banget sama lo. Arin, cuman lo doang yang bisa buat gue nyaman, tapi mungkin lo gak nyaman bersama gue. Kayaknya gue ga Jadiaan dulu dalam beberapa saat rin. Dan jangan paksa gue move on dari lo. Karna gue gamau ngelupain rasa suka gue ke lo. Gue akan menikmati rasa susah move on ini cuman buat lo. Gue sayang sama lo rin.”

Komentar