Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Sakit

Gue sakit selama 3 Minggu. Awalnya, gue gak percaya tuh penyakit mental. Stress apalah kaga mungkin kejadian. Ternyata kena. Masalahnya beban pikiran merambah ke fisik. Setiap keinget dia, Gue batuk sampai mual, muntah-muntah. Setiap keinget momen sama dia, badan langsung lemas dan keringetan. Sering mau ngomong, langsung tercekat kalau dia terlintas dalam pikiran. Dia bahagia dengan selingkuhannya. Gue harus berjuang mati-matian untuk bisa fokus sama kerjaan. Fokus untuk bangun dari tidur, kemudian mengerjakan yang lain. Jantung suka berdebar tiba-tiba. Ini sih yang paling menganggu. Jadi degupannya tuh gak beraturan. Datangnya gak perah ketahuan. Tiap kali udah atur nafas, sesek banget adanya. Mau ngobrol sama orang aja, kalau jantung berdebar keras. Gue harus minta stop dulu. Hampir gue ke psikolog, untuk fuck it ayolah lupain. Dia udah sama yang lain. Gue pengen sembuh selama 3 Minggu itu. 3 Minggu juga beriringan dengan kerjaan di agency yang luar biasa banyak. Mau bagaimana, sud

Glimpse

Photo by Fabio Santaniello Bruun on Unsplash Setiap kali ada pertemuan, dengan orang baru. Bayangmu selalu ada. Menghampiri, sering menghantui. Membandingkan dirimu dan yang lain. Bahkan segala macam apapun diusahakan dan doa dimunajatkan. Aku sadar, kamu gak akan pernah kembali. Tangismu kala itu, kalimat yakin mu malam itu. Genggaman erat dan kuat seakan gak mau lepas. Bahkan sadar, tulisan ini hanya obat patah hati. Jika kamu masih ingat, caraku berdamai dan menyembuhkan perasaan adalah kembali menulis. Menelisik lagi, mengenai perasaan yang menggantung dan manyakitkan setelah ditinggal pergi. Senyum mu masih terngiang dalam pikiran. Beragam sikap dan sifat, selalu saja. Kayanya susah dapat yang baik seperti mu. Sayang, semuanya sudah ku bakar dan kau pun sama. Kita udah bakar semua jembatan untuk bisa kembali bersama. Mau gimana aku berteriak, kamu tidak akan pernah kembali. Sampai tua pun, aku selalu takut. Takut selalu mengingatmu. Ku harap, semuanya berhenti. Hingga aku mendapa

Putari Jalanan Takdir Kehidupan

Photo by Rifki Kurniawan on Unsplash Kala itu, November. Aku ingat. Ketika memutari Sudirman, melihat gedung tinggi. Merasa dunia milik berdua. Kamu bilang "boleh peluk" di belakang motor, aku jawab "iya peluk aja" Memeluk erat, pertama kali aku dipeluk manusia. Oh jadi begini yah rasanya nyaman. Aku tersenyum kecil, kamu tidak melihat tapi aku tahu, sepiku selama ini akan menghilang. Aku perkenalkan satu per satu itu gedung apa. Kamu tersenyum, mendengarkan di belakang motor. Memakai baju belang Oren, Putih, dan Hitam. Berserta kerudung berwarna krem dan celana bahan berwarna hitam. Bahkan setiap detail masih aku ingat. Bau hujan yang berhenti mendadak, kamu yang mengharapkan dering telepon dekat circle K. Di kala itu, kita sadar. Mungkin inilah persimpangan takdir. Dimana kamu mengharapkan aku menghubungi dan ternyata benar aku hubungi. Sekarang, aku harap kamu kembali. Namun semesta sudah sangat menentang sepertinya. Sudirman kita putari dua kali, sembari bergum

Adil, Gak Semuanya Diambil

Photo by Nadjib ali Bachir 2,5 tahun gapernah betah. Pindah berkala. Sampai titik akhirnya nemu tempat kerja yang nyaman. Ketika tempat kerja udah nyaman, justru orang yang bikin nyaman harus pindah ke lain perasaan. Tuhan maha adil. Ketika dipertemukan, keadaan beneran gak karuan. Harus melaksanakan tugas akhir bersamaan harus bekerja di siang hari, bersamaan dua kantor lumayan menantang juga yah. Dia ada, dengan segala kelembutan genggaman tangannya, mencengkram dan bilang "er gak papa untuk merasa capek. Perasaan kamu valid kok" Begitu terus dia semangati hati yang letih. Hingga akhirnya berani, untuk melangkah pergi. Pelan-pelan dia juga membantu memberikan kewarasan. Kebahagiaan yang terus ada, dia selalu tebarkan. Dulu, gue kira kalau dia tidak akan pernah meninggalkan. Dia selalu menangis ketika lagu tulus " Hati-Hati di Jalan" diputar. Iya, dia pernah menangis di sebuah foodcourt, di jalan Raden Saleh. Saat mendengar lagu tersebut ketika marahan. Sembari m

2 Tahun Pergi, Akhirnya Kembali Menulis Lagi

Sumber: Freepik Halo, apa kabar blog. Dua tahun lamanya tidak kembali kesini. Sibuk banget sih harus kerja sambil kuliah. Kayanya gue mulai mau menulis lagi deh, gatau nulis apa. Kayanya sih hal-hal yang ada dalam pikiran untuk ditumpahkan aja. Sebenernya mau cerita dua tahun ngapain aja, tapi nanti-nanti deh. Blog kan sebagai pengingat gue tentang kejadian apa yang telah terjadi dalam hidup ini. Yah setidaknya, Erlangga di tahun 2013 pengen banget kerja di industri kreatif, akhirnya kesampaian juga sih. Awalnya gue pengennya nulis tuh, eh malah kerja sebagai Designer. Yasudah kapan-kapan gue akan cerita. Blog sebagai pengingat, hal apa aja yang terjadi dalam hidup.