Langsung ke konten utama

Gelisah Karna Usai

Kadang, kebiasaan sama pasangan atau sama siapapun ngebentuk rindu yang melulu muncul. Bukan rindu karna pasangan itu, tapi kebiasaannya yang bikin keingetan mulu.

Pertama. Biarkan gue menulis serius.

Entah kenapa, kadang gue rindu sama kebiasaan bersama mantan. Ketika hubugannya kandas. Gue merasa ada yang beda. Benar, berbeda seperti ada yang hilang dan ada yang kurang lengkap dalam kegiatan sehari hari. Ketika hubungan harus berakhir, gue bukan kangen sama mantan. Tapi kebiasaan yang dilakukan oleh kita berdua.

Sabtu malam, gue rindu mantan. Gatau kenapa setelah pulang dari rumah teman. Gue pergi ke mcd ditemani oleh seorang teman. Sebut saja Ardi. Kala itu jam 22.00 gue pergi ke mcd. Ardi memesan satu buah fanta float sementara gue memesan satu paket panas dan fanta float.

Lalu gue bercerita tentang kegelisahan yang datang mendadak. Gelisah itu datang, gatau kapan dan bagaimana. Gue rindu dan gelisah. Juga kepikiran mantan yang hubungannya baru saja usai. Terlintas dikepala hanya bayangan mantan dan alasan alasan kenapa hubungan ini bubar.

Gue diam mengaduk aduk fanta float, mengingat ingat kejadian bersama mantan. Biasanya gue chatan sama dia. Kita memang tidak setiap saat chatan. Dia juga tidak pernah membawa hape kesekolah. Jadi gue tidak pernah chatan sama dia disekolah.

Kalau pulang juga biasanya gue banyak urusan dan sibuk hingga tak sempat mencheck handphone. Alhasil,hanya malam sekitar jam delapan hingga sepuluh kita bisa berkomunikasi membicarakn topik yang kemarin dibahas atau kejadian hari ini.

Teman gue Ardi juga baru putus karna perempuannya selingkuh. Tapi ini cerita gue bukan cerita Ardi. Jadi kapan kapan gue akan bercerita tentang Ardi jika ingat dan sempat.

Gue putus. Lebih tepatnya sih udahan bukan putus. Gue belum sempet jadian tapi dia gue anggap lebih. Putus dalam artian gue dan dia adalah kita yang udah beda. Tidak seperti dahulu kala.

Kita putus karna gue mengungkapkan kalau gue suka. Awalnya, gue tidak suka. Hanya sekedar teman chat dan teman curhat. Gue suka sama seseorang dan gue cerita ke dia. Makin lama hubungan kita intens dan yap perasaan gabisa bohong kalau gue nyaman dan suka.

Wajar gak sih kalian suka karna terlalu dekat. Sangat dekat. Hingga kalian bingung hubungan kita apa. Mungkin dia menganggap gue sebagai teman , tapi gue menanggap dia lebih.

Berbulan bulan kita dekat hingga teman teman gue yakin dia suka, tapi gue ragu karna gue tahu dia.

Benar apa kata orang "jika perasaan di ungkapkan kepada seseorang yang sudah sangat dekat, jika dia suka maka kita akan bersama. Jika tidak, maka orang yang dekat akan berubah"

Dia berubah. Karna dia menganggap gue teman dan tidak ingin pacaran. Dulu kita yang selalu chatan hingga larut malam, bercerita tentang kehidupan sekarang telah hilang.

Satu persatu kebiasaan itu pudar diganti kebiasaan baru dan hal yang bikin gue rindu.

Hai kamu yang sedang aku tulis, apa kamu rindu kebiasaan kita?

Entahlah gue bukan tuhan yang tahu segalanya.

Tapi jika perasaan yang gue pendam tidak pernah terucap, perasaan tak lega dan bikin capai sendiri. Mending kita tahu dia suka atau tidak. Jika dia tak suka dan menjauh setidaknya perasaan ini sudah lega dan usai. Lebih baik gue ucapkan,mau kebiasaan itu hilang tapi perasaan ini usai.

Komentar