Langsung ke konten utama

Perubahan

Pernah gak sih kalian merasa dulu kalian sedekat nadi dengan seseorang. Lalu dia pergi sejauh matahari.

Berubah. Dulu yang bertukar pendapat hingga larut malam. Sekarang bertegur sapa saja sudah susah.

Berubah. Mereka berubah.

Gue akuin, setiap waktu yang gue lewatin membuat gue berubah. Secara ga langsung atau secara langsung.

Everything has changed - taylor swift

Tadi malam, teman gue datang kerumah . Dia ngajakin jalan ke cafe di daerah jakarta selatan. Dia bilang, dia ingin bercerita tentang perubahan gebetannya.

"Er gue merasa ada yang berubah dari diri gue semenjak gue ga deketin doi lagi" ujar teman gue sebut saja Dimas sambil mengaduk ngaduk cappuccino latte.

"Emang lu berubah gimana?"

"Gue berubah. Dulu gue selalu betah dia berada disamping. Sekarang gue malah pergi. Dulu dia suka membalas pesan secara cepat,sekarang hitungan jam belum tentu dibalas. Dulu gue suka menjaga dia, jika dia ada apa apa gue khawatir lalu gue menanyakan kabarnya. Sekarang tidak. Semuanya udah beda. Gue dan dia udah memutuskan untuk tidak memiliki keterikatan lagi. Sekarang hubungan gue dan dia jelas. Cuman sekedar teman."

Lalu dia mengambil kentang yang baru datang. Dia makan perlahan lahan karna masih panas.

"Er. Gue bingung aja. Hanya karna suatu alasan. Gue berubah. Seakan ga terima. Begitupun juga dia. Padahal kita berdua masih bisa temenan kan? Tapi malah jauh jauhan seolah belom siap pisah"

Gue tersenyum. Mengambil cangkir berwarna putih lalu meminum kopi. "Iya mungkin kalian bisa temenan. Tapi dim. Gamungkin dua orang lawan jenis bisa sahabatan tanpa memiliki perasaan sama sekali. Pasti suatu saat nanti perasaan baru akan tumbuh. Dan jika perasaan itu tumbuh dan salah satu dari kalian sudah memiliki pasangan. Bagaimana?"

Gue berdehem. Dimas membenarkan rambut dia yang berwarna coklat.

"Dim. Kalo lo siap untuk jadi temen dia lakuin. Cuman, gue takut jika dia mulai suka sama lo. Dan lo udah suka sama yang lain. Doi lo bisa apa? Aneh gak sih. Tanpa lo sadar , lo nyakitin orang yang paling lu jaga"

Dimas diam. Lalu dia menarik nafas. "Mungkin gue akan tetap berteman dengannya. Gue akan buat hubungan baru sama dia. Hubungan seorang teman. Dan gue ga akan pernah berharap lebih"

"Bagus"

Jadi galau gini bahasannya.

Komentar