Langsung ke konten utama

Edgar Caesar (cerpen/cerita pendek)

Udah lama banget gue gabuat cerpen yang serius. Gue mau coba ah buat teenlit gitu kayak dulu.

Edgar Caesar

Dia. Laki laki bertubuh tegap yang memiliki tinggi 175 cm sedang memainkan gitar. Aku melihatnya tanpa ada keraguan bahwa aku bahagia berada disebelahnya.

Kacamata berwarna hitam berbentuk wayfarer dia naikan karna merosot di hidungnya yang mancung. Kacamata menutupi iris mata berwarna coklat disertai alis yang bagus seperti disulam. Potongan rambutnya model faux. Dimana kanan kiri tipis namun bagian depan rambut terlihat panjang jadi bisa dibuat jambul. Entah apa yang kurang dari laki laki satu ini dalam segi penampilan.

Perkenalkan dia adalah sahabat terbaikku, namanya adalah Edgar Caesar. Sekarang kami duduk di bangku SMA kelas 3.

Oh iya! Aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Putri. Putri Amalia Anindya. Aku adalah seorang perempuan yang tidak terlalu tinggi namun tidak pendek.

Rambutku panjang dengan model oval layer, dimana rambut bawah bergelombang rapih. Kulit putih mulus. Aku memiliki keturunan Jerman jadi wajahku agak sedikit kebule bulean. Mataku belo dengan bulu mata yang lentik. Mungkin, begitulah Aku bisa memperkenalkan diri kepada kalian.

Aku melihat Edgar seperti biasa. Palaku, dimiringkan sembari mulut tak henti hentinya menyanyi. Edgar handal dalam bermain gitar, bahkan dia punya band yang sudah terkenal di antara sekolah sekolah lain. Tapi Edgar selalu bilang

"siapapun yang nyanyi, kalau bukan kamu. Rasanya Aku main gitar sendirian"

"Berarti yang nyanyi setan dong?"

"Iya kurang lebih. Tapi kalau kamu yang nyanyi, udah pasti bidadari. Kalau bukan bidadari. Berarti mereka salah, Aku yang benar" Lalu Aku tertawa memukul pundaknya.

Edgar selalu punya cara untuk membuat orang lain bahagia. Bahkan dulu dia pernah memakai kostum doraemon saat memberikan surprise di ulang tahunku yang ke -16. Lalu Edgar bilang dengan suara khas doraemon "Aku adalah Edgaremon, bisa mengeluarkan apa saja asal Nyonya Putri bahagia" Semua orang tertawa saat tahu itu adalah kelakuan Edgar.

"Aku ingin rumah besar kemudian tas tas mahal juga pakai pakaian yang banyak"

"Hohoho... Aku tidak bisa memberikan itu, tapi jika kamu selalu berada disebalahku. Cukup kamu pejamkan mata lalu kamu bayangkan hal yang kamu mau. Maka kamu tidak mendapat apa apa tapi kamu bahagia karna ada Aku disebalahmu"

Hal hal sesederhana itulah yang membuat Aku betah berlama lama bersama Edgar sebagai teman. Dia adalah temanku semenjak pertama kali masuk SMA.

Aku ingat pertama kali bertemu. Dia masih kurus, tidak memiliki badan sebidang ini. Dulu perut dia bagaikan papan triplek saking kurusnya, sekarang perutnya sixpack karna dia rajin berolahraga 4x seminggu.

Kala itu, dua tahun yang lalu saat masih pertama kali berseragam abu abu. Edgar datang terlambat dengan muka awut awutan. Rambut tidak tertata sama sekali dan bajunya dikeluarkan. Celananya menyapu lantai saking besarnya, namun dia cuek dan tidak memperhatikan sekitar. Dia bercerita saat itu, dia belum mandi dan masih menikmati bermimpi berpacaran dengan pevita pearce.

"Nama kamu siapa?" Tanya seorang kakak kelas yang menjadi mentor kelas kami.

"Edgar. Edgar Caesar. Umur 14 tahun. Tempat tanggal lahir , Jakarta, 13 Desember 1999. Ukuran baju M. Ukuran celana M. Alasan masuk SMA ini karna disuruh ayah. Tidak ada yang spesial dari hidup saya kecuali saya bisa memasak indomie goreng spesial" kakak kelas hanya menanyakan tentang nama dia. Dia menjelaskan keseluruhannya. "Saya gak nanya kamu macam macam"

"Tapi saya mau menjawab macam macam daripada nanti kakak tanya lagi, nanti otak saya letih mendapat pertanyaan dari kakak"

Akhirnya Edgar disuruh duduk karna sang kakak kelas hanya bisa berdiam diri tidak bisa membalas perkataannya. Kata Edgar suatu saat"mungkin dia akan letih jika meladeni omonganku terus menerus"

"Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Aku tidak akan mengalah dan akan terus menjawab. Lagipula saat itu aku lagi mood membalas perkataan dia"

"Kalau tidak mood?"

"Yah gapapa, aku diam lalu duduk. Jika dia marah akan aku jawab 'aku lagi ga mood, nanti sorean saja sehabis minum kopi' begitu mungkin"Edgar adalah anak yang polos dan berani melakukan apapun. Dia tidak mau di kekang oleh siapapun.

Setelah disuruh duduk oleh kakak kelas, dia menghampiri meja belakangku.

Kemudian dia tertidur. Selama mos dia hanya tertidur dan tidak memperdulikan sekitar. Saat jam istirahat, dia terbangun lalu berteriak "HUAAAAAAA..... TERLAMBAT LAGI DEH" sesaat dia sadar dan dilihat orang banyak, lalu dia berteriak lagi" HUAAA.....TERNYATA UDAH DI SEKOLAH"

Satu kelas melihatnya. Lalu dia melihat satu satu anak kelas. Kemudian dia duduk di sebelah bangkuku yang kosong. "Hai, kamu percaya ramalan cuaca hari ini?" Kata Edgar tiba tiba. Dia datang lalu menepak pundakku, sontak Aku kaget namun badanku tetap memberikan signal bahwa Aku tetap tenang.

"Gak nonton berita"

"Kalau kamu nonton berita, pasti kamu tahu bahwa nanti siang akan hujan" kata Edgar sambil melihatku seolah dia ingin mendapat perhatian lebih dari diriku.

Tapi Aku berusaha untuk tidak memperhatikan dia sama sekali. Saat itu, Aku hanya bersikap sebagai seorang wanita yang tidak murahan. Wanita yang sulit untuk di ajak akrab karna aku harus berhati hati terhadap orang baru, apalagi laki laki. Aku tidak menjawab perkataanmya, Aku juga berharap dengan sikapku, Edgar pergi.

Sayangnya, Edgar hanya diam menunggu jawaban. Ada sekitar tiga menit kami terdiam dan Edgar terus memperhatikan layaknya anak kecil yang menunggu odong odong. Dia tidak henti hentinya melakukan hal hal aneh yang membuat diriku penasaran dengan sikap sikap yang dia lakukan.

Jadi Aku coba ladeni "ngapain sihh Kamu liatin Aku terus?"
Edgar berdehem. Lalu dia memegang kepala dan membenarkan kacamatanya yang masih bulat dengan lensa yang kotor. Jujur, jika kalian membandingkan Edgar yang dulu dan sekarang dia benar benar berbeda sekali.

Memang dulu dia cukup tampan, tapi sekarang dia sangat tampan karna semenjak dia berteman denganku. Dia jadi merawat diri. Dia berusaha untuk menjadi lebih baik setiap saat. Entah dalam segi bakat atau segi penampilan. Edgar sudah berubah.

Dulu dia tidak peduli dengan penampilan. Rambut masih berantakan, sekarang sudah tertata.

Edgar masih memegang kepala, mencoba coba mengingat sesuatu "muka kamu mirip seseorang... Aku lupa siapa"

"Siapa emangnya?"

"Coba deh sebutin nama kamu, siapa tau aku jadi ingat"

"Putri. Putri Amalia Anindya" setelah itu Edgar berteriak lalu menjentikan jari. Dia gembira lalu bangun dari bangku menuju tasnya. Dia mengeluarkan pulpen dan secarik kertas. Dia kembali menghampiriku lalu dia menuliskan namaku sangat besar. Dia membaca kertas itu dengan lantang. Namun bukan namaku yang terdengar melainkan sebuah perkataan

"Ternyata tidak ada yang mirip sama kamu. Kamu cuman satu. Diciptakan tuhan tanpa ada yang mengikuti keseluruhan dari kamu. Mulai dari wajah hingga baju dan perasaan. Kamu tidak ada kw'annya. Kamu adalah kamu. Perempuan bernama Putri Amalia Anindya. Sekarang mari Jabat tanganku"
Edgar menjadi puitis.

Aku tersenyum lalu tertawa tawa. Dia lucu, sangat imut. Aku tidak pernah di ajak kenalan seperti ini. Entah kenapa Aku menjabat tangannya dan penasaran apa yang akan dia lakukan. "Ikuti kata kata saya" nada suara Edgar seperti seorang penghulu yang hendak menikahkan pengantin. Aku mengangguk.

"Saya Putri Amalia Anindya, menerima lperkenalan pertemanan dari Edgar Caesar" Aku mengikuti perkataan Edgar sambil tersenyum malu malu. Setelah itu Edgar melepaskan jabat tanganku lalu menandatangani kertas yang bertuliskan namaku. Dia menyuruhku untuk menandatangani kertas itu juga

"Sekarang kita udah resmi jadi teman. Kalau ada apa apa, bilang Aku. Kalo aku gak kenapa napa, nanti dibantu"

"Kalo kamu kenapa napa?"

"Kenapa napanya Aku, kalo kamu ada apa apa. Tenang aja." Aku pun tersenyum mendengar perkataan dia. Dia berkata apa adanya. Sungguh tulus dan jujur dari semua perkataannya. Semenjak hari itu, Aku semakin dekat dengan Edgar.

Edgar juga mulai merubah pola hidupnya semenjak mengenalku. Dia jadi sering makan dan berolahraga. Dia mulai memotong rambutnya dan menggunakan parfume. Saat kelas xi, perubahaan dia mulai terlihat. Disaat itu juga dia mulai membuat band bersama teman teman.

Setiap dia manggung, pasti Aku menonton. Kadang dia tampil solo kadang dia memainkan gitar dalam band bentukan dirinya. Suaranya sangat merdu yang bisa membuat kaum hawa terpesona. Fans Edgar sangatlah banyak. Setiap dia pentas di sekolah lain, pasti ada orang yang berteriak histeris karna permainan gitar dan suara Edgar.

Edgar juga merangkap sebagai vokalis. Dia sempurna di mata orang orang. Tidak, bukan Edgar yang sempurna. Tapi dia yang bisa menutupi kekurangannya dengan segala kelebihan dan usaha untuk berubah. Sekarang, Aku juga masih menemukan banyak sekali kekurangan Edgar tapi Edgar mampu mengatasi itu semua.

Walaupun punya banyak fans, dia tidak tertarik untuk menjalin hubungan. Menurutnya, pacaran itu semu. Dimana sama saja dengan temenan namun menggunakan status. Tidak perlu pacaran asal bisa sama sama bahagia dan bahagia bukan melulu soal pacaran. Dunia ini bisa dibikin bahagia tanpa perlu berduaan dengan pacar.
....……………………………
Hari ini Aku tidak masuk sekolah. Aku sakit dan berharap bahwa Edgar datang. Tapi saat ini hujan sangat deras, mana mungkin dia datang kerumahku.

Tiba tiba aku mendapat telepon dari Edgar
"Put, Aku bawa makanan. Kamu keluar dong. Disini hujan, aku kebasahan" kata Edgar diluar rumahku sambil basah basahan. Dia datang ke rumahku menggunakan motor dan masih memakai baju seragam.

Dia bagaikan seorang cenayang yang tahu apa yang Aku mau. Perlu kalian tahu, khusus bagi laki laki, bahwa perempuan sangat menyukai hal hal yang tak terduga. Apalagi hal tersebut tepat dilakukannya. Seperti apa yang dilakukan Edgar. Dia bahkan rela berbasah basahan demi membawakan makanan.

Aku keluar menggunakan payung agar tidak kebasahan lalu membukakan pager. Motor Vario 150 berwarna putih masuk. " Sini gar, masuk nanti kamu masuk angin " Edgar membuka box motornya, lalu mengeluarkan makanan yang sangat banyak. Ada buah buahan, cemilan dan pizza . Semuanya lengkap seperti apa yang Aku inginkan. Anehnya lagi dia bisa tepat sekali menebak apa yang aku mau. Dia juga membawakan coklat. Bukan satu atau dua melainkan satu dus dia bawakan. Memang aku sempat bilang kepadanya bahwa aku mengingankan coklat, namun tidak sedus. Satu saja cukup, tapi dia pandai membuatku senang. Aku sangat suka coklat dan dia membelikanku satu dus.

"Banyak banget gar, Aku gamungkin bisa ngabisin semuanya"  Aku memegang plastik yang berisikan makanan dari Edgar. Edgar membuka bajunya yang basah, terlihat perutnya yang sixpack
"Hm.. Emang Aku suruh kamu habisin sekarang? Ayo kita ke rooftop, aku mau bantu kamu makan " Edgar mengeringkan rambut dengan handuk. Rambutnya seperti biasa, kanan kiri tipis dan depan panjang. Oiya! Edgar selalu memotong rambutnya dua minggu sekali. Dia punya jadwal memotong rambut. Dia tidak suka rambut yang panjang, katanya rambut panjang itu menganggu dan dia sering gatel gatel kalau rambutnya panjang. Dia bilang kalau rambut panjang itu tempat tinggal arwah hewan hewan yang sudah meninggal.

Aku dan Edgar beranjak dari garasi rumah menuju rooftop. Di rumahku terdapat rooftop yang disulap ayah menjadi taman. Ayahku adalah seorang arsitek. Dia sangat pandai membuat desain rumah. Suatu saat nanti aku ingin seperti dia. Mengambarkan rumah impian bersama pasangan yang Aku idam idamkan.

Di tengah Rooftop terdapat baleho berbentuk persegi yang terdapat sofa pendek. Dibawah sofa, ada kolam ikan. Lantai sofa yang terbuat dari kaca membuat siapa saja yang datang bisa melihat ikan koi berenang renang. Di tengah sofa pendek terdapat meja kecil. Baleho ini ditutupi oleh atap yang dilapisi bunga bunga yang menjalar dan pohon anggur ,juga lampu kelap kelip. Jika sudah malam, maka suasana menjadi romantis.

Edgar duduk kemudian menselonjorkan kakinya. Handuk yang Aku beri ia pakai dikepala. Edgar duduk sambil menaruh makanan, kemudian aku meraih seloyang pizza yang ia buka. Saat itu, aku ingin pizza namun aku tidak ngomong sama Edgar kalau aku ingin pizza. Tanpa Aku beritahupun, Edgar sudah membelikan.

"Gar, tau gak sih Aku lagi pengen banget makan pizza eh kamu beliin. Kamu tau darimanasih aku pengen pizza?"

"Tadi aku diberitahu wali kelas kamu 'gar, putri gamasuk' terus aku juga diberitahu sama tukang gorengan ' 2000 , tiga gorengan dek' " kata Edgar sambil memakan pizza dan meminum teh hangat yang disediakan Bi Ratih.

"Lah apa hubungannya gar dari pertanyaan Aku?"

Edgar tidak menjawab. Dia berusaha memakan pizza cepat cepat agar bisa membalas perkataan ku. Dia meminum teh hangatnya, dia semburkan karna terlu panas "waaaaaa panasss" dia menipas nipaskan mulutnya menggunakan tangan. Aku tertawa melihat tingkahnya. Kemudian Edgar terdiam.

"Sebenernya sih gak ada hubungannya sama omongan kamu .Aku gatau kamu pengen pizza, cuman aku punya feeling kalau kamu lagi mau makan pizza. Jadi aku hujan hujanan beli pizza. Sampai sampai orang sekitar melihatku karna basah kuyup" Hari ini hujan datang bagaikan tak ada ampun. Petir dimana mana, angin kencang berdatangan di iringin hadirnya air hujan yang banyak.

Aku tersenyum. Lalu menghabiskan pizza bersama Edgar. Cemilan yang lain aku taruh rumah kemudian Edgar memainkan gitar dan kami bernyanyi bersama hingga gelap tiba. Menurutku, bahagia itu sederhana.

Tidak perlu dibelikan barang mewah agar bisa bahagia. Tidak harus membuat acara yang besar karna ingin bahagia. Bahagia itu sederhana. Bahkan murah. Bagiku bahagia itu adalah duduk disamping Edgar sambil bernyanyi dan ketika Aku mendengarkan cerita Edgar lalu tertawa melupakan waktu dan kesedihan. Aku senang jika ada Edgar. Aku bahagia karna hal itu. Karna Edgar diciptakan tuhan. Jika tuhan menciptakan Edgar sekitar 20 juta. Maka bumi tidak ada perang. Melainkan penuh akan canda tawa.

*****

Edgar seperti biasa datang terlambat. Aku melihatnya dari lantai tiga, dia sedang duduk bersila di tengah lapangan bersama teman teman yang terlambat. Adik kelas melihat Edgar, ada beberapa yang mengeluarkan handphone untuk memfoto Edgar. Handphone kepunyaanku berdering, ternyata dari Edgar.

Edgar : Jangan liatin aku terus. Kamu cantik pagi ini. Beruntung Aku punya teman seperti kamu.

Menurut Edgar dan seluruh teman temannya, juga teman teman cheersku. Aku adalah wanita yang sangat cantik. Bahkan saat Aku ulang tahun yang ke - 15 , Edgar membuat video yang isinya ucapan selamat ulang tahun dari orang yang aku kenal maupun yang tidak aku kenal. Edgar juga memberikan pertanyaan " orang yang ada di foto ini cantik apa engga?" Foto itu adalah fotoku.

Semua orang menjawab "iya dia cantik" atau "cantik banget" tidak ada yang menjawab bahwa aku jelek atau biasa aja. Di akhir video Edgar bilang "kamu ga cantik. Tapi lebih. Lebih dari kata cantik. Tidak ada yang bisa mendefinisikan bagaimana rupamu. Cantikpun tak cukup. Bahkan aphrodite pun kalah sama kamu" sesimple itu Aku bisa bahagia.

Sempat Aku berpikir jika laki laki lain yang melakukan hal itu, mungkin Aku akan menganggap biasa saja. Berbeda dengan Edgar, Aku menanggapi dia penuh emosi. Bukan,bukan emosi kemarahan melainkan emosi lain yang tidak bisa didefinisikan. Sebuah emosi yang meletup letup yang sulit dijelaskan jika Edgar melakukan hal hal yang manis. Senyum bahagiaku, keluar tanpa ada penghalang jika bersama Edgar. Berbeda jika Aku bersama laki laki lain. Mereka menjijikan.

Pernah ada seorang kakak kelas melakukan gombalan seperti Edgar, tapi Aku tidak suka. Itu kalimat gombal yang ada di internet. Sama persis! Seolah dia menghafalkan gombalan tersebut, jadi saat dia melafalkannya, suara dia terbata bata. Dia gugup. Berbeda dengan Edgar yang asal keluar.

Ada juga seorang teman seangkatan ku. Dia mendekatiku hanya lewat chat! Ketika aku berpapasan dengannya, dia memasang muka seolah tak kenal padahal setiap malam dia menyapaku lewat chat. Dimalam hari, dia kembali menchatku

Ito: Tadi lewat depan gue, kok ga di sapa?

Cih siapa dia? Laki laki lah yang menyapa wanita duluan. Bukan menunggu sang wanita bergerak duluan. Sudah dari awal sel sperma mengejar ovarium. Laki laki yang mengejar. Berjuang untuk mendapatkan. Jika gagal coba kembali berusaha untuk melakukan hal hal yang unik. Bukan malah menunggu dikejar.

Ito juga mendekatiku dengan cara yang membosankan. Isi chat dari dia adalah tentang pelajaran. Tidak salah dia melakukan hal tersebut, tapi jika berulang ulang Aku pun jenuh.

Hanya Edgar yang selalu memiliki cara unik untuk selalu membuatku bahagia. Dari cara dia memberikan pesan singkat hingga dia yang rela menggendongku karna Aku capai. Dia juga yang bisa membuatku mengerti tentang sastra dan ilmu alam. Aku suka Edgar. Keseluruhan dari Edgar.

Semakin lama Aku berteman dengan Edgar, Aku mencoba mencari orang yang lebih dari Edgar. Aku tidak mendapatkannya. Aku nyaman sama Edgar, sulit bagiku untuk membagi kenyamanan ke orang lain. Aku takut, jika nyamanku terbagi dua. Untuk Edgar dan pacar, maka waktuku dengan Edgar akan terkuras. Seketika bahagiaku hilang. Bahagia yang Edgar beri akan hilang. Pacar yang ideal tidak ada. Tapi jika Edgar adalah pacarku, dia sangat ideal.

Aku berteman denganya hampir tiga tahun. Kami selalu berdua, kemana mana bagaikan pasangan tapi Edgar sama sekali belum mendeklerasikam bahwa Aku pacarnya. Bahkan ketika ada orang yang menanyakan status kami berdua apa, Edgar langsung menjawab " Kami teman. Sudah ada kontraknya bahwa kami teman. Itu cukup"

Hal inilah yang terkadang membuat Aku bingung. Dia bersikap bahwa Aku adalah pacarnya. Dia rela berkorban dan berkata manis hanya kepadaku, wanita lain ia tidak pedulikan.

Pahamilah para pembaca, Aku wanita. Wanita butuh kepastian dari seorang laki laki. Kalau sikap Edgar yang seperti ini terus, Aku bahagia namun butuh kejelasan. Aku ini temannya. Tapi Aku ingin lebih. Aku mau Edgar. Menjadi pacar. Itu sangat jelas. Aku ingin bilang  " gar aku suka sama kamu dan aku butuh kejelasan lebih dari teman"

Selalu ada keinginan melakukan itu tapi Aku takut setengah mati, jika dia tidak suka hal itu, dia berubah. Entah setelah dia berubah Aku jadi apa. Ditinggal Edgar sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku, akan tetapi tidak memiliki status lebih menyakitkan lagi. Sangat sangat menyakitkan. Ingin melarang dia untuk mendekati orang lain, aku siapa dia. Tapi jika aku ingin memberi respon terhadap laki laki lain ,Aku tidak bisa. Hanya Edgar yang bisa Aku respon.

Sepertinya perasaan untuk suka. Perkataan "gar aku butuh kejelasan dan butuh sesuatu yang lebih dari teman" . Pernyataan bahwa Aku suka dan sayang sama Edgar harus Aku tunda. Hingga Aku siap menerima semua resiko.

Saat ini biarkan Aku bahagia bersama Edgar sampai Aku menemukan saat yang tepat untuk menyatakan semuanya. Aku harap, saat hal itu terjadi Edgar juga merasakan apa yang Aku rasa.

*****

Hari ini sabtu, Malam minggu. Aku dan Edgar sedang pergi ke mall. Kala itu, hujan turun mengakibatkan suhu menjadi dingin. Kami berdua berjalan menuju parkiran. Dalam perjalanan pulang Edgar bilang “Aku suka malam, malam itu gelap”

“Yah kalau terang berarti kan siang”

“iya aku suka malam namun Aku benci tukang parkir”

“Kenapa?”

“Karna dia cuman duduk, melihat kendaraan lalu mendapat uang. Jika ia pintar dalam melihat mobil yang diparkirkan, Mungkin dia bisa naik haji karna bisnis melihat mobil bukan menjaga atau memarkirkan mobil” Kata Edgar sambil memberikan uang parkir kepada tukang parkir yang berdiri menghampiri lalu duduk kembali sambil bercanda canda dengan teman temannya.

Jaket merah marun yang baru dibelikan Edgar hari ini, cukup membuatku hangat. Edgar membelikanmya saat kami berada di mall. Dia sungguh tau apa yang Aku butuhkan. Aku bilang "gar hari ini dingin banget, tadi Aku lupa ga bawa jaket"Edgar menarik tanganku menuju toko jaket, lalu dia bilang "kamu pilih mau jaket yang mana"

Aku bingung. Maksudnya, ini bukan hari spesial kami. Edgar selalu memiliki hari hari spesial bagi kita berdua. Semisal tanggal 20 Agustus adalah hari pertama kali kita makan es krim berdua atau pada tanggal 19 April adalah hari kita jalan kaki berdua. Tidak ada hari yang terlalu formal. Menurut Edgar, semua hari yang dilakukan bersama Aku adalah hari yang patut di peringati.

"Loh kok kamu suruh Aku milih jaket?"

"Tadi kamu bilang kamu kedinginan dan tidak membawa jaket. Jika Aku lepaskan jaket yang aku pakai lalu aku berikan ke kamu. Kalau Aku yang sakit, nanti kamu cemas. Jika kamu semakin cemas, sakitku tambah parah. Maka dari itu Aku beliin Kamu jaket"

Aku tersenyum setelah Edgar membelikannya dan memakaikan Aku jaket tersebut. Dia sungguh gentle “nah sekarangkan Putri udah gak kedinginan lagi”

Saat ini Aku memasuki mobil toyota altis berwarna hitam. Setelah kami berdua sudah duduk, Edgar menyetel tape recoder dan mendengarkan musik. Di tengah tengah suara musik yang mengiringi perjalanan kami, Edgar berkata “ Put kadang Aku bingung sama perasaan suka dan sayang sama perempuan lain, tapi Aku seolah merasakan hal tersebut sama orang lain” Aku terdiam. Keringatku turun. Badanku bergetar dan dadaku sesak mendengar pernyataan Edgar.

Kata katanya seperti dia mengindikasikan bahwa dia telah jatuh cinta, sama orang lain bukan Aku. Aku tidak bisa berpikir jernih, orang yang selama ini membuatku tertawa ternyata suka sama orang lain. Aku mencoba untuk tetap tenang, mengendalikan situasi bahwa hatiku hancur dan mencoba berbicara tentang perasaan yang Aku punya.

Bertahun tahun Aku menahan perasaan terhadap Edgar membuat Aku risih. Aku ingin bilang, tentang apa yang Aku rasakan selama tiga tahun. Jika tidak di ungkapkan, mungkin aku akan menyesal. Aku tidak bisa menahan lagi, aku hanya berharap dengan ungkapanku kalau Aku sayang dia akan membuat dia tidak jadi suka sama orang itu, melainkan dia yang akan sayang kepadaku. Aku percaya itu! Karna Edgar telah berjanji untuk membuatku bahagia, tidak menyakitiku sama sekali. Aku tidak mau sakit hati! Sama sekali tidak! Apalagi penyebab sakit hatiku adalah Edgar. Aku memeluk diriku yang menggunakan jaket pembelian Edgar .

Sekarang, Aku di mobil berdua bersama Edgar mendengarkan lagu If your not the one karya Daniel Bedingfield. Keadaan kami berdua hanya diam, mendengarkan lantunan musik. Aku berusaha untuk mengatur ritme nafas. Edgar juga diam, dia seperti menebak perasaanku hari ini. Aku menarik nafas “Gar, siapa orang itu? Aku kan orangnya?” Aku berusaha untuk tersenyum dan beraharap jika jawabannya itu Aku.

Edgar memegang kemudi, padangannya lurus ke depan. Dia menggerak gerakan jarinya di kemudi “Bukan, orang itu bukan kamu. Ada orang lain, jika kamu orangnya. Maka aku sudah bilang bahwa aku sayang sama kamu dari awal pertama masuk”
Mataku berkaca kaca. Edgar, Orang yang paling dekat dengan ku saat ini. Orang yang membuatku bagaikan ratu yang selalu dipuji. Orang yang selalu memberikan kebahagiaan yang tak terbatas. Bahagiaku dengan Edgar lebih dari pasir yang ada di seluruh bumi. Berjuta juta kali lipat dari plankton. Bertriliyun triliyun dari protozoa. Begitulah bahagiaku bersama Edgar. Tapi, detik ini Aku hancur. Seolah ada bom atom yang jatuh tepat dihatiku. Bahkan kata tak terbatas tidak cukup untuk mendefinisikan bahwa aku hancur dan bahagiaku musnah ketika Edgar bilang seperti itu.

“Lalu siapa? Kamu kok gapernah cerita “ Aku tersenyum, senyuman palsu untuk mengendalikan situasi bahwa aku tidak apa apa. “Ada namanya Itu adalah Ita Rikaylin. Biasa di panggil ita”

Air mataku turun, dari kelopak mata menuju pipi. Kali ini, Aku tidak bisa tersenyum sama sekali. Hatiku semakin tidak karuan karna harus berpura pura bahwa aku tidak apa apa padahal aku sangat sedih. Ingin menangis lalu memeluk Edgar, kurasa hal itu tidak bisa aku lakukan. Aku harus tetap mengendalikan emosi.

“Gar, Aku sayang kamu. Orang itu harusnya Aku gar, bukan Ita. Aku yang selalu ada buat kamu, Aku yang membuat kamu berubah, Aku yang setiap malam mendapat puisi dari kamu. Seharusnya kamu sayang Aku bukan Ita!” Tangisku pecah, Aku membentak Edgar dan Edgar tidak bergeming sama sekali seolah dia tidak memperdulikan ku. Dia juga tidak memperdulikan tangisanku dan kesedihan karnanya. Dia malah diam. “Jawab gar!”

Edgar melihatku, cukup tenang seperti biasa “Aku gamau dipaksa untuk suka sama kamu. Aku menganggap kamu sahabat tidak lebih. Tolong hargai keputusanku bahwa Aku telah jatuh cinta terhadap orang lain” Edgar berucap dengan nada biasa seolah hatinya tidak bergetar. Dia sangat tenang dan tidak memikirkan perasaanku sama sekali. “Kenapa kamu melakukan hal yang spesial terhadap Aku gar?”

“Karna menurutku wanita itu harus dijaga. Aku diajarkan bunda begitu, jadi siapapun wanita yang dekat denganku maka Aku akan jaga. Aku perlakukan special. Jika orang lain yang menjadi sahabatku maka Aku juga akan melakukan hal itu”

Aku menggelengkan kepala, menutup mulut. Muka ku merah. Tidak terasa sudah sampai rumah. Edgar menarik tuas rem depan, terdengar bunyi krek . “Sudah sampai put”

Perkataannya tidak Aku jawab, lalu aku keluar membanting pintu mobilnya. Aku marah terhadapnya. Aku benci Edgar. Dahulu Aku suka Edgar karna sikapnya. Sekarang dia yang membuat Aku marah karna penolakannya.

Aku berbaring di tempat tidur, melihat ke atas. Aku berpikir kenapa Edgar melakukan hal itu, Aku tidak akan bisa seperti sedia kala. Bercanda tawa dengannya, aku sudah tidak bisa. Hal yang dulu sering kami lakukan akan berubah. Mau bagaimanapun Edgar merubah untuk kembali seperti dulu , dengan segala cara, maka hasilnya akan sama. Aku tetap tidak berubah. Aku sulit untuk memaafkan karna Aku ditolak olehnya.

Penolakan begitu sakit. Sesuatu yang sudah pasti akan aku dapat, nyatanya ditolak. Segala ucapan dia, perilaku dia seolah hilang dalam ingatan. Hanya terbayang bayang situasi yang tadi. Situasi yang paling menyakitkan dalam hidupku.

Semua orang tidak suka ditolak, mungkin jika Aku ditolak orang lain hatiku akan hancur namun akan kembali seperti semula. Tapi, jika orang yang menolak Aku adalah Edgar, Aku hancur. Perasaanku mati untuk kembali jatuh cinta. Cinta milikku sudah hilang ditelan oleh perihnya kesedihan. Edgar yang memilih orang lain bukan Aku yang selalu ada. Padahal, aku akan selalu memilih Edgar dalam situasi apapun.

Sekarang, biarkan aku bersedih. Mendengarkan lagu sendu. Membaca tentang perasaan yang halus. Merenungkan kepergiian diri sendiri. Aku pergi dari hidup Edgar, Ini kepetusanku untuk tidak berinteraksi sama sekali dengan Edgar. Aku akan menjauh.

*****

Setelah Aku memutuskan untuk pergi, Edgar tetap seperti biasa melakukan hal hal rutinitas kami. Dia menjemputku, menungguku menaiki motornya. Sayangnya, aku lebih memilih di antar oleh supir. Saat aku pergi dengan supirku, dia membuntuti dari belakang.
Saat jam pulang, dia menghampiri kelasku, menanyakan mau pulang bareng atau tidak. Perkataannya Aku diamkan , lalu Aku pergi meninggalkan dia. Dia tetap membuntuti dari belakang.
Ada juga kebiasaan yang dilakukan Edgar, seperti saat Aku memposting di sosial media Aku ingin memakan sesuatu. Dia akan membelikan. Dia tetap melakukan hal tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB dia mengetuk pintu, namun aku tidak keluar. Dia tetap diluar rumahku sampai pagi hari dia tetap di depan rumahku, dia tertidur di mobil. Esok paginya dia pulang setelah supirku berbicara dengannya.

Aku sudah menganggap Edgar tidak ada, menurutku itu adalah cara paling pas untuk pergi darinya tapi dia tidak pernah bisa untuk pergi hingga pada saat kami sudah selesai mengerjakan UN dia mulai pergi dari kehidupanku.

Aku di terima di Universitas Indonesia jurusan arsitektur. Jurusan yang aku inginkan, sementara Edgar berhasil masuk Institut Teknik Bandung jurusan pertambangan. Aku senang dia diterima di itb, Aku ingin memberikan ucapan selamat namun Aku tahan. Jika aku lakukan itu maka pertahananku untuk pergi darinya akan goyah.

Edgar dimanapun kamu berada, Selamat sudah masuk universitas yang kamu inginkan.

Semakin hari, Aku ditinggal Edgar. Aku mulai resah. Dia benar benar menghilang. Tidak pernah menghampiriku atau masuk sekolah semenjak selesai UN. Entah ada apa dengan dia, Aku hanya berharap dia baik baik saja. Perasaanku cemas, aku berpikir bahwa Edgar dalam masalah, Masalah yang berat yang membuatku gelisah. Aku ingin bertanya, kepadanya tapi enggan.

Perasaanku semakin tidak karuan. Aku tidak peduli dengan keputusanku untuk pergi, aku datang kerumahnya sendirian. Aku minta kepada supirku untuk mengantarkanku. Sesampainya dirumah Edgar, aku mengetuk pintu. Semalam sebelum Aku pergi, aku mencoba menghubunginya. Menelponnya, namun tidak di angkat. Memberikan pesan singkat namun tidak di jawab.

Ternyata yang keluar adalah Bunda Edgar, saat bunda melihat Aku. Bunda menangis lalu memeluk Aku. Aku bingung dalam pelukan Bunda. Hatiku berdetak sangat keras. Aku merasakn ada hal yang sangat buruk yang terjadi. Hal yang menimpa Edgar.

“tante kenapa?”

Bunda Edgar tetap menangis. Memelukku. Dia melepaskan pelukan, mengusap air mata lalu dia mengajakku untuk naik menuju kamar Edgar. Aku mengikuti dari belakang, Sesampainya di kamar Edgar Aku duduk di tempat tidur. Tidak ada Edgar disini . Bunda Edgar memberikan buku harian Edgar.

14 Juni 2014

Aku bertemu dengan perempuan yang sangat cantik, namanya Putri Amalia Anindya. Dia asik, aku yakin dia suka Aku suatu saat. Karna hari ini Aku suka dia dan Aku akan berubah menjadi lebih baik asal dia senang. Senangnya dia, adalah bahagia untukku.

Aku kaget membaca tentang pertama kali aku bertemu Edgar. Ternyata dia suka Aku semenjak pertama kali bertemu. Saat dia mengajakku untuk berkenalan. Dia suka Aku, tapi kenapa dua bulan yang lalu dia bilang dia suka Ita.

13 Juni 2015
Pertama kali Aku ngeband diluar sekolah. Putri menonton dan semua orang berteriak. Mereka berisik, memangnya Aku maling diteriaki. Aku hanya senang melihat Putri menontonku.

Aku tertawa, melihat buku harian Edgar. Ini sangat lucu melihat Edgar suka Aku menonton pertunjukkannya.

26 April 2015

Senyuman

Kamu lebih dari kata cantik
Kamu manis, bagaikan gulali di tambah gula
Bagaikan permen dicampur susu
Senyum mu bagaikan madu
Yang melulu bikin Aku rindu

-Teruntuk : Putri Amalia Anindya

30 Desember 2015

Malam
Malam itu gelap
Tidak ada penerangan
Malam itu bahagia asal ada kamu
Malam itu terang asal ada kamu
Malam itu lama asal ada kamu
Malam itu nyaman asal ada kamu
Ada kamu aku senang
Jika ada permintaan
Aku akan meminta untuk dunia berhenti
Biarkan Aku dan Putri tetap bergerak
Lalu bernyanyi dan bercakap cakap
Dibawah rembulan sambil makan somay

Puisinya membuat aku tersenyam senyum. Muka ku memerah melihat puisi ini. Aku tetap tertawa tawa membaca diary Edgar yang isinya tentang Aku semua. Tawaku berhenti saat membaca tentang tanggal dimana dia bilang dia suka orang lain.

19 Februari 2017

Aku tidak suka Ita Rikaylin. Aku rasa tidak ada orang yang namanya Ita Rikaylin. Ita Rikaylin adalah kepanjangan dari ‘ITu Adalaha kamu putRi amaLia anINdya’Aku hanya berusaha untuk memberi kode yang sulit agar kamu tidak tahu bahwa hari itu Aku patah karna berbohong sama kamu. Aku sayang sama kamu karna kita selalu bersama, menghabiskan waktu bersama sama yang membuat Aku nyaman. Aku suka sama kamu semenjak pertama kali masuk. Aku ingin kamu menjadi pacar Aku, tapi Aku gak bisa.

Kemarin dokter bilang bahwa Aku mempunyai kanker otak stadium 4. Aku gak bisa membuat kamu suka sama Aku karna Aku tahu kamu memiliki perasaan yang sama. Jika Aku teruskan dan Aku berkata sejujurnya, maka kamu cemas.
Aku tahu, Aku harus menanggung resiko jika Aku berkata bohong yaitu kamu akan pergi dan kita akan berubah. Aku rasa, itu adalah hal terbaik dibanding kamu harus memikirkan Aku.

Aku gak bisa membuat kamu cemas, membuatmu khawatir dan memikirkan penyakitku setiap saat. Jadi lebih baik Aku mengarang bahwa Aku jatuh cinta sama perempuan lain. Aku tahu kamu sedih, Aku sangat ingin memelukmu tapi jika hal itu dilakukan. Maka akan timbul harapan dari kamu bahwa Aku tidak ingin kamu pergi. Saat itu Aku berusaha untuk tenang dan tidak memperdulikan. Padahal saat itu aku menahan tangis. Aku tahu diriku sendiri dan saat itu perasaanku mati. Tidak bisa merasakan apa apa.

Setelah kamu membanting pintu mobilku, aku berteriak dalam mobil. Memukul kemudi karna Aku yakin sumber bahagiaku akan pergi. Keadaan kita tidak akan sama lagi dan Umurku tidak panjang . Jadi aku putuskan untuk membuatmu pergi.

Tubuhku bagaikan tersambar petir, Air mataku turun. Aku mencoba untuk membuka lembar selanjutnya

23 Februari 2017

Aku gak bisa pergi dari dia. Aku tetap menjalankan hari hari biasaku, tapi Putri tidak merespon sama sekali. Setiap dia tidak pulang atau berangkat bareng Aku. Aku selalu berharap dia ada disini.

Penyakitku tambah parah dan Aku ingin putri kembali membuatku senang lagi. Tapi sulit rasanya Aku lakukan, karna jika dia tahu aku menahan sakit kepala yang luar biasa. Dia bisa cemas. Jika cemas dia akan sakit. Aku tidak mau Putri sakit.

28 Februari 2017

Dulu

Aku ingin seperti dulu
Sama kamu, Putri
Bercanda tawa meluapkan bahagia
Berbagi suka dan duka
Melupakan pedih dan sakit
Tapi kanker menganggu seperti nyamuk
Aku dibuat gatal gatal karnanya
Dan nyamuk ini tidak boleh kamu tahu
Nanti kamu terganggu

Aku sedih karna memikirkan betapa sakitnya Edgar. Sakit yang ditimbulkan karna kanker dan karna dia yang menjauhiku. Gar, kenapa kamu gak bilang aja sih. Aku bingung sekarang harus gimana. Aku mau kamu apa adanya dan aku akan rawat kamu, menemani kamu saat sakit. Kenapa kamu sembunyiin hal ini.

Aku membuka lembar terakhir. Saat aku ingin membuka, tanganku gemetar dan takut akan isi terakhirnya. Namun aku harus membuka semuanya.

16 April 2017

Mungkin ini adalah lembar terakhir dari diaryku dan kehidupanku. Sekarang Aku sedang berbaring dirumah sakit, menikmati sakit yang diberikan tuhan. Sakit sekali put asal kamu tahu, tapi lebih baik aku sih yang sakit. Jangan kamu.

Putri, mungkin aku akan pergi selama lamanya. Di tempat yang sangat jauh. Disebelah tuhan. Nanti jika kamu sudah besar, dan sudah saatnya kamu kesini, aku akan menyambutmu penuh tawa lalu membawakanmu nasi goreng. Aku hanya berahrap di akhirat ada penjual nasi goreng karna kamu suka nasi goreng.

Jika aku pergi, jangan bersedih. Jangan lupa untuk tersenyum kembali. Cari laki laki lain, dunia ini banyak tiruan aku walau tidak se orisinil yang asli. Ingat bahagia itu bukan melulu tentang Aku. Cari kebahagiaan yang lain. Aku akan bahagia di atas sana jika kamu bahagia.

Terimkasih Putri, sudah menemaniku selama ini. Aku sayang kamu dan selalu sayang kamu. Hanya kamu, aku tidak berbohong dan berdusta. Sekarang biarkan aku pergi ke alam sana, dan jangan lupa untuk tersenym dan tertawa. Jaga dirimu baik baik. Selamat tinggal putri, aku sayang kamu dan sekarang aku akan pergi selama lamanya.

Aku menangis tidak karuan mendengar semua kejelasan dari Edgar. Dia pergi, dia sudah pergi dari dunia ini. Tidak ada lagi Edgar. Edgar telah mati membawa kenangan bersamaku. Aku sedih gar, tapi aku berjanji untuk bangkit karna Aku gamau melihat kamu besedih sedih di atas sana.

“seminggu yang lalu Edgar meninggal,dia nitip sama tante ngasih diary ini kalau kamu datang. Ini diary buat kamu. Jaga baik baik”

Lalu aku turun  dari kamarnya dan menuju pemakamannya. Dalam perjalanan menuju makam Edgar ,Aku kembali membaca baca diary Edgar. Kamu tahu perasaan Aku saat ini? Ditinggal orang yang sangat Aku sayangi. Tapi aku harus rela melepaskan dia. Jika tidak, maka Edgar akan bersedih.

Biarkan aku memaafkan semua kejadian ini, menganggapnya ada namun tiak usah di jadikan patokan bagiku untuk bersedih terus menerus. Aku harus bisa berpindah walau pasti aku akan mengingat ingat kejadian bersama Edgar.

Aku juga harus membuka perasaanku, jika tidak maka aku akan mengingat Edgar. Biarkan Edgar pergi dari bumi, dan biarkan juga aku mencari pengganti. Sudah saatnya aku mengaganti kebiasaanku bersama Edgar dengan orang lain.

Edgar, dimanapun kamu berada. Terima kasih sudah membuat masa masa SMA ku bahagia. Terima kasih sudah sayang dan suka sama Aku. Sekarang kamu boleh pergi, Aku pasti bersedih tapi aku janji akan bangkit. Selamat tinggal Edgar.

Komentar