Langsung ke konten utama

Teruntuk Masa Lalu

Kenapa dunia ini bulat? Kenapa tidak datar atau berbentuk persegi panjang. Kenapa dunia ini ada padahal kita semua bisa sama sama hidup di surga. Tanpa perlu beban masalah, tanpa perlu hiruk pikuk kesal dan tanpa tujuan yang sudah hilang. Termakan rasa putus asa. Termakan rasa sesal.

Banyak hal yang sulit kita pahami tentang manusia. Tentang dua orang. Tentang satu juta jiwa. Dan terutama tentang kamu.

Kali ini, biarkan saya menulis sesuatu yang manis. Sesuatu yang sakit. Sesuatu yang membuat diri ini terus mengingat. Menghantui sepanjang masa. Membuat beban tak terkira. Tentang bagaimana sebuah perjuangan untuk melepaskan. Namun tidak bisa walau sudah dicoba sekuat tenaga.

Kamu selalu ada.

Kenangan itu selalu terngiang. Membuat diri selalu tidak yakin terhadap orang lain. Tidak yakin terhadap apa yang dekat namun masih mengharapkan dia yang teramat jauh. Teramat susah. Teramat pedih.

Melihat kamu yang sudah bertahun tahun diri ini berusaha lepas, sesaat pudar. Ketika melihat kamu kembali. Tepat berada di depan mata. Terdengar hembusan nafasmu. Masih sama seperti dulu. Tawa riang yang selalu mengiang. Tangis sendu yang bikin hati rindu. Bahagia yang indah asal ada kamu.

Dan itu masih ada. Teringat terus. Entah sampai kapan.

Jika dulu alasan alasan diri ini untuk berubah karna kamu, maka kamu juga yang membuat diri ini rapuh, retak dan hancur. Mengubah semua. Pola pikir. Kehidupan. Tujuan. Berantakan sudah.

Melalui kata, saya rangkai. Untuk mengungkapkan betapa saya mau kamu. Dari dulu, saat tertawa bersama kamu menyenangkan. Dan sekarang melihatmu tersenyum, hanya membuat hati ini kecut.

Namun ruang itu masih ada. Tertata sendiri untuk kamu tempati. Setiap saat saya bersihkan berharap kamu hadir. Memupuk kembali hubungan yang sudah hilang. Kandas dan hancur.

Seketika kamu datang. Mengubah segalanya. Tentang Pendidikan, perempuan dan impian. Kamu tersenyum tulus, berusaha untuk memupuk rindu kembali muncul.

Hati ini tersenyum sendiri. Melihat geliatmu yang sama seperti dulu. Menikmati indahnya duduk didepan kamu. Tapi kamu hanya tersenyum getir. Tercipta rasa canggung. Juga khawatir ada yang cemburu. Padahal kita masih sama sama tahu bahwa hati masih sama sama belum rela untuk berpisah.

Ketika dua orang yang dulu pernah menjalin hubungan, dan kandas. Maka sesuatu yang sulit kalian pahami adalah rindu yang muncul hanya karna melihat dia sekilas. Tapi kenangan itu membeludak keluar. Meraung raung ingin kembali. Merajut kembali aktivitas yang dulu terhenti.

Sementara, masa itu masih ada. Pasti ada. Tercipta sendiri di ruang ini. Tanpa siapapun sadari dan tahu pasti. Perpindahan itu butuh proses. Tidak mudah tidak juga sulit. Hanya tergantung pada diri masing masing. Bagaimana kalian bisa menemukan orang baru lalu tersenyum kembali. Atau malah orang baru tersebut membuat sedih yang berlarut.

Tentang seorang perempuan yang dulu sangat dikagumi. Entah karna dia memiringkan kepala untuk mendengarkan sebuah cerita. Entah karna tawa yang riang membuat bibir melukis senyum. Entah karna lain hal yang membuat dia berharga.

Semudah itu seseorang bisa tertarik. Juga semudah itu seseorang sulit untuk berbalik. Meninggalkan semua kenangan yang dulu pernah ada. Membekas teramat dalam. Seakan tak ada obat, luka itu dibiarkan menganga. Dia biarkan rasa sakit itu menusuk di relung jiwa. Dan ketika disentuh oleh memori usang, dia berteriak kesakitan dan minta dihentikan. Padahal hal tersebut mustahil dikabulkan.

Karna memori tidak bisa dihilangkan. Namun didiamkan. Biarkan waktu yang membuat memori itu menjadi hal biasa.

Memori boleh dibiarkan membuka. Namun harus ada seseorang yang melihat. Orang baru yang memberikan semangat saat berada di bawah. Lalu memeluk sesaat ada di atas.

Bukan seseorang yang mengkhianati dengan alasan. Dengan hasutan. Dengan perkataan orang lain. Padahal apa yang sudah mereka jalani lebih dari apa yang sedang meraka permasalahkan.

Bukan juga seseorang yang bertindak semena mena. Bertindak seakan dia tuhan. Berkelakuan tidak bermoral, tidak mengerti bahwa orang yang berada di depannya adalah manusia. Yang memiliki rasa, malah dia cabik hingga tak terbekas. Ketika dia menyesal dan ingin kembali, hanya membuat tekanan batin terhadap dia yang sudah menyia nyiakan kehadiran diri ini yang sudah berusaha manis.

Bukan orang seperti itu yang pantas untuk melihat, melainkan seseorang yang selalu ada. Membuat diri ini tertawa dengan sikap apa adanya. Terlepas dari dia yang sedang mengagumi seseorang. Terlepas dari sikap dia . Terlepas dari perkataan seseorang. Hanya jalani saja. Diamkan. Kemudian nikmati apa yang sedang terjadi.

Jangan lupa untuk menempatkan diri kalian sesuai apa yang mereka inginkan agar kalian tetap bersama. Jangan pernah paksakan dia untuk suka, padahal maksud dia hanya bercerita. Tetapi kalian terbawa arus hingga terjun ke dalam perasaan dia. Jika dia tidak sejalan dengan kalian, dia akan pergi meninggalkan bekas, karna harapan yang begitu tinggi.

Jangan menikmati indahnya arus yang dia bawa, tapi tekanlah diri kalian dan posisikan dimanakah kalian pantas. Untuk teman bercerita atau seseorang yang dijadikan alasan untuk tertawa.

Begitupula tentang manusia. Banyak lebih dan kurang. Terutama untuk kamu. Orang yang sulit kami lupakan. Orang yang selalu hinggap. Biarkanlah kamu hinggap menikmati ruang ini, dan sekarang biarkan kami untuk berusaha pergi. Meninggalkan kamu, tidak memuja lagi.

Terima kasih untuk seseorang yang pernah ada. Terima kasih. Kami tidak akan membenci tapi mengikhlaskan kamu berdiam diri dan semoga kamu pergi lalu terganti dengan seseorang yang baru.

Dan sekarang saatnya pergi.

Komentar