Langsung ke konten utama

Edgar Story : 2. Ikan yang Malang

Waktu itu gua pergi ke pasar sama bunda. Melihat lihat ikan yang bergerak gerak. Niatnya ingin memelihara satu, namun saat membelinya. Gue taruh asal di meja makan.

Dua jam kemudian, ikan berubah. Kulitnya menjadi kasar dan renyah. Aroma amis berubah menjadi aroma nikmat. Sisiknya juga menjadi keras, bahkan bisa dipotek.

Ternyata ikannya sudah digoreng bunda. Gue sempet sedih. Lalu mencoba menghidupkan kembali. Gua cium bibirnya untuk memberikan nafas buatan.

Sialnya, bibirnya hilang. Kepalanya tinggal setengah. Terus gigi gua bergerak gerak. Akh! Ternyata ikannya malah gua makan.

Yasudahlah, berhubung tidak bisa diselamatkan lagi. Lebih baik dikasih nasi, taruh di piring. Biarkanlah dia tenang di peristirahatan selanjutnya. Yaitu diperut manusia, berenang renang oleh cairan asam lambung.

Doakan saja kamu akan nyaman ikan, tetap bahagia di asam lambung dan jangan hidup lagi. Bisa mati gua kalau kau hidup dalam perut.

Mungkin saat gua buang air besar, ikannya akan keluar secara utuh lalu berucap "kenapa kau tega tidak menguburkan aku secara layak?"

"Buat apa dikuburkan dalam tanah, tidak nikmat. Lebih baik kau masuk dalak perut. Dan liat sekarang, kamu bertransformasi secara utuh bukannya? Berubah warna menjadi coklat?"

"Tapi lebih baik amis daripada bau seperti ini"

"Sudahlah tidaj usah dipikirkan" kata gua sambil memencet flush toilet. Suara air terdengar bersamaan dengan kotoran yang berbentuk ikan menghilang. Sepertinya dia teriak"tidakkkkk"

Komentar