Langsung ke konten utama

Edgar Story : 4. Datang Pagi

Senin adalah hari paling membosankan dan melelahkan. Kadang, badan jadi kaget ketika mengetahui bahwa besok senin. Ah! Malas sekali masuk sekolah, ingin dirumah saja. Kalau perlu, tiduran seharian juga gapapa. Asal ada dirumah,daripada harus kembali duduk disekolah. Mendengarkan guru berbicara.

Gue berjalan menuju pager sekolah, saat itu keadaan ramai disesaki oleh mereka yang gagal datang awal. Jadinya, mereka berlari agar gerbang tidak tertutup. Ada beberapa yang santai, berjalan saja terus merancau "jalan ajalah. Percuma kalau lari nanti juga telat, lebih baik jalan aja sama sama telat juga"

Itu adalah tipe sudah telat pasrah.

"Lebih baik berlari daripada tidak sama sekali" ini adalah tipe optimistis. Biasanya kalau ada ulangan mendadak, malamnya ga belajar. Mereka pede dapet nilai seratus. "Iyalah gue pake kaje" gitu katanya.

"PAK JANGAN DITUTUP ATAU GAJI BAPAK SAYA PUTUS " dia adalah tipe pemilik sekolah. Beneran dia pemilik sekolah, ayahnya kepala sekolah. Jadi pak satpam menuruti, dan membiarkan dia lolos "ah bapak curang" teriak yang lain.

Kebetulan, gue termasuk tipe yang bodoh jam. Masuk jam setengah tujuh. Bangun jam tujuh. Masuk ke sekolah jam delapan. Disuruh pulang malah senang.

"Asikk pulang cepet" begitulah kata kata gue kurang lebih kalau telat, pak satpam mengelengkan kepala.

Nah, hari senin kali ini. Gue datang kepagian. Sekarang masih jam setengah tujuh pas. Menurut gue, ini kepagian, seterahlah bagi kalian. Gue terduduk manis dibangku sekolah. Sambil membaca komik, di coverin buku biologi. Jadi kalau ada teman menanyai

"Gar, kok lu baca buku biologi. Kenapa?"

"Emang lu gatau? Sekarang kan ada ulangan mendadak. Katanya tiga belas bab, jadi gue mulai mencicil untuk menulis kaje sekalian baca baca buku. Udah sana lu belajar atau ga nulis contekan. Kaya gue" dengan bodohnya, dia manggut manggut mau melakukan itu.

Gue tertawa pelan pelan, jangan terlalu keras nanti ketahuan. Datang teman kedua, menanyakan hal yang sama."lah gar, biologi kan kemaren. Lagian ga mungkin ada ulangan tiga belas bab"

"Akh sotau lu" jawab gue nyolot.

"Yah tau lah, gue kan anaknya. Pasti tahu kalau ada ulangan berserta jawabannya pula" gue menyengir. Teman gue yang lagi ngerjain contekan, meremas penanya. Dia patahkan, lantas dilempar. Untung gue menghindar. Langsung gue bilang " ehehehe maap. Tadi niatnya ngerjain lu, ehehehe"

"EDGAR!!!!"

Komentar