Langsung ke konten utama

Bersyukur Diatas Kedengkian

Semua manusia ingin dilahirkan memiliki kehidupan yang bahagia walau pada dasarnya merekanya saja yang kurang puas dan bersyukur terhadap apa yang telah dipunya.

Apa yang ada kadang membuat diri merasa puas kemudian segera hilang setelah mendapatkannya dan menjalani rutinitas yang sama terhadap hal itu.

Kepuasaan yang dicari memang dalam bentuk apa? Materi atau kepuasaan batin. Semua tidak ada yang tahu pasti, hanya kamu dan dirimu.

Ketika manusia ingin mengeluh terhadap semesta, mereka tidak didengarkan. Namun sialnya, ingin berkeluh kesah terhadap sesama eh malah diacuhkan atau justru kalian belum kenal namun yakin bahwa dia adalah penghapus lara dari rasa tidak pernah puas.

Hidup apa yang berimbang, tidak akan pernah sama. Semuanya memiliki perbedaan. Lantas mau bagaimana kalau terus-terusan tergerus terhadap kepuasaan yang dimiliki seseorang.

Memiliki materi berlimpah ruah bukan solusi. Memiliki pasangan sempurna, juga bukan jawaban. Memiliki kekuasaan yang kuat, belum tentu dia hebat. Mempunyai banyak teman, bukan berarti terhindar dari kesepian. Upload sosial media dengan latar belakang tempat mahal, belum tentu itu dia memiliki uang.

Semua punya masalah, permasalahan atas ketidak bersyukuran terhadap apa yang diberi semesta. Kita hanya bisa menikmati nikmat yang sementara, sebelum rasa syukur hilang diganti rasa kehampaan dan keirian terhadap apa yang didapatkan oleh kolega.

Komentar