Langsung ke konten utama

Kita Semua Tidak Didengarkan

Sumber

Permasalahan tidak akan pernah datang tanpa diminta, kejadian terjadi berbagai peristiwa menghujani bukan karena kalian minta. Bahkan nasib yang sedang kalian jalani merupakan kehendak dariNya. Juga takdir yang telah dilewati mengenai terlahir sebagai apa kalian, tidak akan bisa diubah.

Setiap orang punya masalah, baik permasalahan yang dibesarkan, dipupuk dan dituai. Maupun mereka yang diam. Semua mempunya kesempatan untuk mencicipi manusia, bersikutan dengan sesama individu dan dibenci oleh berbagai golongan. Bermaksud bercerita, namun tidak dihiraukan.

Manusia suka bercerita, berkomunikasi dan berinteraksi. sebagaimana kodrat mahkluk sosial, merupakan energi jika berhasil bersama berdiskusi tentang kehidupan atau masalah sepele seperti tidak sarapan tadi pagi.

Mereka bekeluh terhadap dunia, namun kadang berkilah bahwa mereka yang salah. Bercerita tiada henti berusaha meluapkan emosi. Bermaksud untuk dipedulikan, tapi malah dicampakkan. Jadi bagaimana? Apa tidak pantas untuk bercerita?

Ingat satu kunci, bahwa kalian tidak didengarkan. Kalian bercerita, mereka hanya iya-iya. Memberikan solusi, yang kalian tidak peduli. Melihat mata mereka, seakan memasang telinga, tapi mereka hanya menjawab "ho-oh" saja.

Kalian tidak didengarkan, mereka hanya menghormati. Kalian tidak punya suara, suara kalian tidak berguna, jadi sampai kapan kalian harus berhenti untuk memikirkan pendapat orang lain? Toh kalian juga tidak didengarkan.

Bungkam telinga, karena mereka juga. Jangan permasalahkan kata yang sudah keluar, biarkan itu terbiar. Bersikap tidak peduli penting, sebagaimana berhenti mendengarkan tentang pendapat mereka yang kerjaannya hanya merendahkan. Tinggalkan mereka yang tidak mendengarkan.

Tidak Didengar, Bukan Berarti Berhenti Bersuara.

Kalian paham maksud saya diatas mengenai jangan bercerita kalian tidak didengar. Merujuk pada aspek dimana hal tersebut sering kejadian dimana kalian diacuhkan, ditidak pedulikan tapi masih berusaha untuk diam dalam satu kelompok yang begitu lama padahal kehadiran kalian hanyalah fana yang jika dibelakang malah jadi bahan gunjingan.

Segera tinggalkan lagipulah kalian bisa untuk melakukan apa yang kalian inginkan karena orang lain jarang mempedulikan

Dari bagaimana kalian bercerita saja, banyak orang yang tak paham namun tetap memberikan solusi. Percayalah, itu hanya bentuk simpati. Bukan berarti harus terbuai untuk memendam semua dalam-dalam. Cukup tenang dan tetap bersuara, tapi kalian harus sadar mereka tidak sepenuhnya mendengarkan.

Jadi jika kalian ingin bersuara, segera pilah. Mana yang pantas, jangan asal ucap. Mereka akan mendengar berdasarkan kata yang keluar, entah bermaksud menyakiti atau menyanjung tinggi.

Kalian berhak bersuara, tidak dilarang. Dianjurkan bercerita jika ada masalah, hanya saja pilah siapa teman yang paling pantas untuk dipilih karena terkadang mereka tidak mendengar, hanya bersimpati tanpa ada maksud empati.

Sehingga kalian harus sadar bahwa sudah saatnya untuk bersuara keras dan lantang namun biarkan diri mendengar. Biarkan diri bergerak sesuai apa yang menjadi tujuan bukan berhenti karena gunjingan. Buatlah suatu karya fenomenal, biarkan hasil yang berbicara keras, bukan hanya kata yang keluar dari mulut yang penuh sampah.

Ingat maksud kalian tidak didengarkan adalah jangan pernah malu untuk berusaha dan tidak perlu menceritakan pencapaian tinggi dengan bumbu kebohongan toh mereka tidak peduli walau engkau bercerita pernah juara piala dunia, mereka mana mau tahu kalau tidak ada bukti dilapangan yang dapat bersuara.

Jangan jadi manusia yang gemar berbicara tapi sukar mendengar. Perbanyak mendengar, karena itu membuka pintu pengetahuan. Kurangi pergunjingan, itu adalah awal dari peperangan. Mulailah berdiam untuk mendengarkan jangan pecicilan untuk mendapatkan perhatian.


Pikir Tinggi Sebelum Berkomunikasi

Dalam sebuah interaksi, banyak ide keluar dengan nada sumbang membuat mereka langsung mendengar. Memperhatikan karena ide sumbang yang kurang enak untuk disimak namun nikmat dibicarakan kembali dengan nada hinaan tinggi.

Ingat kalian tetap didengarkan, walau saya tidak konsisten terhadap tulisan, tapi pahami maksud dibalik semua ini. Kalian memang tidak didengar, segelintir orang mampu untuk didengar, namun tidak semuanya akan didengar oleh seluruh orang. Semua orang punya pandangan, semua orang punya kebencian, semua orang punya sanjungan.

Tetapi tidak semua hal baik terarah pada anda, apalagi bagi anda yang tidak memiliki pikiran dan asal bicara. Pasti tidak didengarkan. Ditambah tindakan semena-mena pada orang lemah yang memiliki derajat dibawah kalian.

Pahami keadaan sekitar, apa pantas untuk berbicara atau cukup untuk mendengar. Dirimu akan terlihat bodoh jika banyak berbicara. Apalagi berbicara mengenai kesombongan yang fana dan kebohongan yang tiada tara.

Jika ingin didengar, mengertilah dulu konsep bahwa dirimu memiliki persentase tinggi untuk tidak didengarkan.Mau bagaimanapun kamu bercerita mengenai tingginya jabatan yang kalian raih, itu tidak memiliki daya tarik. Simpan, biarkan hasil yang beraksi.

Lalu jadilah manusia yang tidak malu memahami bahwa dirimu adalah orang paling bodoh di dunia. Maka belajar lah.

Jadi manusia harus sadar bahwa dirimu butuh kebutuhan emosional. Maka berceritalah.

Jadi manusia harus paham bahwa dirimu punya harga. Maka bersikaplah.

Buatlah diri kalian mendengarkan sebelum bercerita agar mereka menimbulkan hormat sehingga ketika bersuara, giliran merekka yang mendengarkan.


Hidup Adalah Masalah Timbal Balik, Maka Dengarkan Mereka.

Jika kalian tidak bisa untuk hidup dalam sebuah timbal balik, lekas lah berkemas pergi sekarang juga. Kalian semua tidak akan didengarkan. Percayalah. Manusia acuh terhadap suara kalian. Karena kalian tidak pernah sekalipun memberikan timbal balik.

Hanya menerima nikmat tanpa ada niatan membalas. Memikirkan diri sendiri bahwa kalian memiliki luka teramat dalam yang tidak bisa disembuhkan sehingga bercerita adalah obat.

Tapi giliran teman memiliki luka yang lebih berat, kalian campakkan dengan berdalih "hidup gue lebih parah dari lo sob, tapi masih bisa ketawa aja. Santai. Gausah dipikirkan"

Kemudian percakapan terhenti karena dia egois, memberhentikan diri yang menggebu ingin bercerita, namun malah dihentikan. Ketika mereka ingin bercerita, mereka tidak paham bahwa sebelum belajar bercerita, mari belajar mendengar.

Balik pada poin utama, kita semua hanya mendengar suara hampa, tanpa makna, hilang seketika. Jadi jika ada suara bising keluar, mari sama seperti mereka untuk tidak mendengar.

Jika kita terus menuruti perkataan mereka untuk berubah, maka kita tidak akan pernah menjadi versi terbaik dalam diri. Mereka selalu berusaha mengagalkan apa yang telah kalian perjuangkan.

Komentar