Langsung ke konten utama

Jangan Kaya Begini Kalau Ngechat Gebetan


Kenapa orang kalau ngechat, gadibales terus maksa buat org itu ngebales dah?

Maksud gua ngapain sih lo ngechat dia terus, udah tau gadibales, dijawab iya ga iya ga doang kayak lagi main eat bulaga.

Tau kan lu eat bulaga yang mainan iya ga iya ga doang

Kayak gini

"Hidup di darat?"

"Iya iya"

" Berkaki dua"

"Iya iya"

"Ikan paus!!!!"

"Halahhhh *insert kata kasar*"

Ku ingin masukkan kata kasar nanti bisa kena undang undang ITE lagi, pencemaran nama baik hewan. Soalnya anjing sering dicemarkan nama baiknya menjadi kata kasar dan titik.

Kan orang sekarang, rumus percakapannya S+P+O+K+Anjing/Anjir/Anjay. Contoh " Adi sedang pergi bersama anjingnya anjing"

Gitu.

Balik ke konteks, mending udahin aja kalau ketemu sama orang yang setiap bales chat cuman jawab singkat dan tidak pernah membalas.

Kalau ingin dibales, bahas topik menarik yang paling dia suka. Lu stalk dulu deh atau riset tentang hidup dia bagaimana.

Kuliah dimana, jurusannya apa, hobinya apa. Lu riset dulu, baru dah lu chat. Jangan asal lu chat tapi lo gatau latar belakang dia kayak gimana.

"Emangnye pdkt lagi penulisan skiripsi, segala pake latar belakang sama riset?"

Yaiyalah. Lu gatau latar belakang seseorang, asal deketin aja, buat apa? Mau bahas apa? Bahas termodinamika fotosintesis nuklir?

Coba deh peka terhadap lawan jenis yang sedang digebet. Cari topik menarik dan tetap jadi diri sendiri.

Jangan mentang-mentang suka oppa korea gitu, lo jadi cat rambut. Malah jadi kayak ayam-ayaman depan SD atau ga bungkusan pop ice.

Tapi hal paling mendasar banget biar orang tertarik adalah, lu ini siapa? Udah jadi apa dan punya apa?

"Punya apa? Matre dong dia"

Ye konteks 'punya apa' gak selalu diketerkaitkan dengan materialistik.

Semisal lu mau deketin seorang model, nah lu punya apa sampai bisa bersanding sama model tersebut.

Titel pendidikan kah dengan lulusan terbaik dari luar negeri? Punya bisnis yang sedang diberi investasi oleh investor asing? Memiliki jumlah followers instagram 1 juta dan seorang influencer?

Baru itu bisa dilirik sama model tersebut. Inget yah model pakaian, bukan model majalah trubus.

Majalah trubus tuh majalah tanaman yah kengkawan yang beloman paham.

Kalau lo jawab klise kayak " Gue punya hati yang tulus dan siap mencintai dia sepenuh hati"

Semua laki-laki diluar sana juga akan berkata seperti itu diawal perjuangan, percaya deh. Itumah udah sifat mendasar kalo menurut gue. Namun lu punya nilai lain ga sampai orang ini bisa tertarik.

Kalau ga punya nilai apa-apa yah segera perjuangkan dong. Buat bisnis, jalankan hobi, belajar dan bekerja lebih giat. Perlihatkan kehidupan lo yang gak membosankan.

Punya hobi ekstrim. Seperti menasehati ibu-ibu yang berjalan lambat di lajur kanan ditambah sen kiri yang tidak dimatikan.

Wah jago lu bisa nasehatinnya. Ibu-ibu adalah mahkluk yang paling jago ngeles seantero jagat.

"Bu maaf yah, sennya dimatikan terus kalau mau berjalan lambat bisa melalui lajur kiri"

"Suka-suka gue dong mau jalan lewat mana"

"Tapi bu, itu membahayakan...."

"Halaah sotau, lu tau ga tong, kalau jalan di sebelah kiri tuh ga sopan. Sopanan jalan disebelah kanan"

Emangnya lu lagi makan nasi padang mesti pake tangan kanan.

Intinya kalau mau menyapa dia lagi, siapkan topik pembicaraan. Jangan katain dia apalagi nge-ping. Jangan pake cara chat dibawah ini kalo chatnya ga dibales

"P"
"P"
"P"
"P"
"Lama amat si jawabnya"
"Sombong on ig bisa tapi giliran bales wa gabisa "
"Uy jawab dong"

Weeeyyy lo kata dia customer service jne apa yang digituin kalau barang belom sampe?

Udah biarin. Tunggu tiga hari atau satu hari lah baru greet lagi.

Contoh nge greet yang baik

"Assalamu'alaikum"

Dia pasti jawab.

Eh taunya dia non-islam. Monyet.

" *insert nama* "
"Oit"
" *insert topik* "
"Gimana hari lo? Ada yang menarik gak untuk diceritakan?"

Tapi sebenernya yak, pastiin dulu dia punya pacar atau engga. Kalau punya pacar, biasanya, rata-rata orang akan defensif. Lebih ngejawab singkat dan kadang ga bales.

Maka dari itu pentingnya riset. Gue sih yakin, rata-rata perempuan single, akan tertarik menjawab chat asal lo punya topik yang menarik.

Asli dah.

Sama lo ganteng dan tajir. Pasti dibales. Sumpah.

Sebenarnya buat perempuan yah, percuma jugasih punya pacar yang tajir tapi gapunya kemampuan menjaga kekayaan.

Okedeh cowok lo semisal suka dugem kalau malam, tapi gapapa kalau pagi dia bekerja keras.

Sebenarnya kalau menurut gue, apapun yang akan kalian dapatkan, dalam konteks pasangan, adalah berdasarkan siapa diri kalian.

Mencari pasangan ibarat kata pasar bebas. Dan diri kalian adalah produknya. Orang lain adalah pembelinya. Agar bisa laku, maka produk harus bagus.

Untuk bisa menarik dan diketahui oleh pembeli, mesti ada cara pemasaran yang menarik.

Begitu kurang lebih.

Untuk kata-kata epilognya, gue rasa kalau seseorang sudah tidak mau, boleh kalian perjuangkan namun pikir terlebih dahulu itu membuang waktu atau tidak.

Analisis lagi dia punya pacar atau tidak. Kemudian evaluasi diri pantas gak kalian dapetin dia.

Menurut presepsi gue, jika seseorang sudah acuh dalam membalas pesan, mendingan kalian udahin aja dibanding jadi bahan gosipan teman-teman mereka. Malah menjatuhkan harga diri.

Kemudian kalau dia balas pesan kadang lama, kadang cepet, suka menghilang. Mending udahin aja sama orang kayak gitu. Dilanjutin terus nanti malah sakit hati sendiri.

Cari yang lain atau tunggu aja. Hirup udara dulu, sendiri ga seburuk yang lo kira. Masih ada teman untuk bercerita dan lain halnya.

Gausah mendramatisir kesendirian di sosial media dengan harapan supaya ada yang notice. Udah, berhenti.

Kita harus sadar, setiap orang yang kita usahakan, lebih sering gagalnya. Entah karena terlalu cepat menyerah atau terlampau lama berjuang dalam kebodohoan.

Udah ah.

Komentar