Langsung ke konten utama

Membahas Mengenai Husband Material

Gue suka main twitter, karena gak ngabisin kouta kayak ig. Bayangin woii, kalau ig itu ada sg, entah kenapa tangan gue otomatis mencet itu snapgram, padahal mah konten snapgram kaga ada yang menarik.

Tapi enak aja mencet-mencetnya. Langsung dah malem-malem ngecek kouta tinggal 2 MB, besoknya makan cuman pake garem demi bisa beli kouta karna eksistensi lebih penting dari nutrisi.

Nah gue pengen ngebahas mengenai gambar dibawah ini, baca dulu deh.

Gak ada yang salah emang, yang salah mah yang dipenjara. Eh engga deng, ada yang ga salah, tapi masuk penjara.

Iya soalnya dia sipir penjara.

Hehe.

Mwah.

Aku mah bukan orang kritis yang mengkomentari dan membela hak-hak mereka yang tidak bersalah. Diam saja, udah paling bener.

Balik ke topik, gue merasa sebagai laki-laki terima ga terima mengenai pernyataan tersebut.

Sederhana aja, kalau semisal dia meminta atau mengharapkan seorang laki-laki yang seperti itu, apakah dia punya nilai sehingga laki-laki seperti itu mau sama dia?

Gue ga bilang kalau laki-laki kayak gitu fana, ada kok di dunia nyata. Berwujud manusia, memiliki rambut dan kalau malam celananya menyempit.

Hanya saja pertanyaannya, cowok yang kayak gitu mau ga sama lo? Kalau emang pasti mau, tentu diri lo juga harus setara sama dia.

Karena laki-laki berkualitas akan mencari yang sederajat sama dia. Semisal laki-laki yang hobi menggunakan jam tangan mahal, dibeli hasil kerja keras sendiri, tentu menginginkan perempuan yang setidaknya, mengerti jam tangan yang dia beli.

Gue ga menyalahkan kalau kalian punya selera, punya pandangan, punya laki-laki impian. Cuman saat dewasa nanti, laki-laki yang kalian damba pasti punya kelemahan.

Ga ada yang benar-benar sesempurna yang kalian tuliskan. Paling ada 7 dari 11 kriteria yang masuk. Sisanya ga ada di dia.

Kalau kalian cari yang sempurna, selamanya kalian tidak akan puas sama yang ada di depan mata.

Kalau kalian cari materi skripsi, bisa temui dosen pembimbing atau alumni.

Cepet lulus makanya, gak malu apa sama maba yang dulu kalian ospek, eh dia lulus duluan.

Lari makanya, biar cepet.

Coba deh perbaiki diri, buat diri berkualitas, bangun personal branding sehingga orang tertarik sama diri kalian. Bisa dengan pencapaian seperti bekerja atau berkuliah dimana.

Bisa juga dengan berkarya atau aktif dalam kegiatan organisasi maupun volunteer. Jadi orang yang berguna, buat orang kagum dengan prestasi bukan sensasi.

Bikin youtube dah. Siapatau tenar kan lu. Tapi jangan ngeprank yah. Gak baik. Apalagi ngepranknya sambil makan babi. Makannya berdiri lagi. Terus gak baca doa makan.

Gue pengen bahas masalah beginian di podcast, nanti deh kalau mood. Bukan bahas babi yak, mengenai nilai diri demi mendapatkan pasangan yang tepat.

Kalau sender cari yang rajin ibadah, older and taller than her, bijak, sayang keluarga dan suka manjain. Coba pas reuni itb angkatan 90an, ikut kesana.

Banyak tau. Tapi biasanya udah berkeluarga dan punya cucu.

Kalau sender cari yang lucu, coba pacarin kucing anggora, kan dia lucu tuh.

Kalau sender cari yang pekerja keras sama suka musik, bisa sama mas-mas vendor panggung.

Cari pasangan berdasarkan apa nilai diri kalian, jika dirasa hebat, maka santai pasangan yang kalian damba akan banyak yang datang.

Namun jika masih suka nyontek dengan cara fotokopi perkecil, terus kalau dimarahin jawabnya " Allah Maha Melihat pak!" Iya melihat kamu nyontek. Mending sadar diri dulu deh.

Gue aja gapernah begitu kok. Soalnya ujiannya open book.

Yuk sama-sama perbaiki kualitas diri biar bisa mendapatkan pasangan yang mantap. Karena pasangan berdasarkan cerminan pribadi.

Kalau kalian pribadi yang baik, bisa saja mendapatkan pribadi yang sama baiknya. Janga sia-siakan waktu. Terbatas. Tapi bisa dikendalikan.

Komentar

Posting Komentar