Langsung ke konten utama

Pesan

Titik dimana kita sadar kalau dulu begitu indah, perlahan harus berhenti. Mati dan kembali sendiri. Menyakitkan sekali.

Dua insan yang harusnya selamanya. Berpisah dengan mendadak.

Indah rasanya jika dikenang. Ingin kembali diulang. Walau kadang, sadar bahwa apa yang berlalu sudah hilang. Tidak terulang.

Masuk ke jiwa, dirimu selalu diingat. Disetiap langit ditatap. Di kala hujan turun, deras dan kejam. Bayangmu ada, di dalam pikiran.

Hidupmu, hidupku. Ku ingin engkau tahu. Aku selalu rindu. Maaf yah jika jadi begini. Kamu yang buat aku harus terus-menerus berucap dalam setiap doa.

Tolong kembali.

Hati kadang tidak bisa ditipu, kalau aku masih ingin kamu. Walau sadar, secara logika kamu harusnya aku lupakan.

Perlu dihilangkan dalam setiap sudut pikiran, hati dan perasaan. Kamu harus beneran minggat.

Akh!

Susah. Setiap nasihat pun rata-rata sama. Suruh lupakan. Tetap saja, aku lemah terhadap seluruh momen yang mendadak datang. 

Sekarang, coba lihat ke depan. Ah sial. Senyummu tetap ada. Menganggu hidupku.

Oh tuhan. Kangen banget. Pengen kembali dipeluk. Pengen kembali ditenangkan.

Beruntung yah pasanganmu yang sekarang. Dapat kamu. Aku engga beruntung. Aku hanya berusaha hidup. Dalam pedihnya rasa ditinggal. Oleh orang yang aku teramat sayang.

Masih ingat aku dulu manusia tanpa tujuan. Menjalankan ini itu karena seru saja. Saat ada kamu, di motor, saat itu malam tepat di sekitar daerah Pramuka. Aku berucap

"Dulu aku gak punya tujuan. Saat sama kamu, aku tahu tujuan aku berusaha. Mencari banyak uang. Supaya kamu bahagia. Bisa senyum terus"

Aku beneran. Berani bersumpah. Bahwa itu adalah kalimat sungguhan yang datang dalam hatiku.

Ketika kamu hilang. Aku kehilangan arah dan tujuan. Kembali hanya menjalankan kehidupan.

Sakit banget.

Kalau saja aku tahu kamu akan pergi, dari awal seharusnya aku hindari. Supaya patah hati ini tidak terjadi.

Tulus penuh aku ke kamu.

Mati-matian aku akan membahagiakanmu. Kalau kamu sedih karena aku, selama aku bisa usahakan untuk diperbaiki. Aku mau. Hanya saja, kalau tidak bisa. Yah mau gak mau aku gabisa ganggu dan hadir dalam hidup kamu lagi.

Berat banget. Gak bohong deh. Harus berhenti tahu kabarmu. Seluruh ceritamu dan segala macam.

Aku gak kuat dan gak pernah kuat.

Sepeninggal kamu. Lama-lama aku melemah. Gampang banget sedih. Bahkan menangis dalam perjalanan pulang. Inget kamu. Kangen kamu. Dalam tangisan, aku selalu bilang "aku kangen banget sama kamu. Kenapa kita harus udahan?"

Lemah yah. Jadi orang sedih gak enak.

Untung punya blog. Bisa cerita banyak. gaperlu dan gakmau dibaca sih. Aku kaya merendahkan diri ke banyak orang.

Supaya kamu baca dan tahu gimana kehidupan ku.

Yang aku tahu dengan bodoh, bahwa kamu gak perlu tahu.

Terlalu oversharing. Bodo amat dah. Banyak pemikiran begitu bikin kepala pusing.

Maaf yah kalau dulu berkata tidak menyenangkan. Sebab dan akibat kan selalu ada.

Dari awal aku sadar.

Kamu selalu menang dan mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Eh aku kehilangan.

Berjuta maaf jika aku salah sampai kamu berpaling ke orang lain saat masih berhubungan dengan aku.

Sakit banget beneran deh.

Melihat kamu bahagia bukan denganku. Apalagi pas banget saat hubungan kita udahan.

Kok tega tapi yaudahlahh. Harus ikhlas. dadanya harus dilapangkan kalau masa depanku yah bukan kamu.

Andai waktu bisa diputar. Harusnya aku tega meninggalkanmu dikala sedih dan mengemis untuk hidup. Supaya kita tidak punya momen bersama.

Dulu, Datangku seperti cahaya kehidupan. Lantas engkau tinggalkan aku dalam kegelapan.

Sakitnya masih ada. Sampai sekarang masih suka mikiriin kamu. Walau kamu gak peduli dan sedang sibuk bahagia dengan dia.

Aku, gajelas hidupnya. Gakpernah betah di rumah. Ajak orang pergi dan main. Cuman cari distraksi.

Aku malas. Harus memulai lagi. Namun harus. Harus dimulai lagi.

Gatau deh sama siapa.

Desember nanti wisuda. Maunya kamu datang. Eh udah gabisa yah. Gak akan pernah bisa. Udah selesai. Udah gak ada.

Hubungan kita sudah lewat.

Putus gak pernah enak. Kamu gak ada itu, beneran membuat hidupku jadi payah. Kehilangan gak pernah ada yang adil.

Tapi gatau. Padahal saat kamu mau ulang tahun aku mau siapkan sesuatu.

Cuman udah terlambat. Kata mereka kan aku adalah mantan terburukmu. Makanya pantaskan kalau harus selesai dan berpindah ke orang lain. Walau kata mereka yang disisiku kamu yang terburuk.

Bagiku kamu selalu jadi yang juara. Selalu terbaik.

Tuhan, andai ada banyak kesempatan untuk mengulang. Aku masih mau jadi versi apa yang kamu butuh.

Walau kata validasi orang, saya sudah benar. Karena selingkuh tidak pernah ada pembenaran. Kalau merasa jengah. Selesaikan hubungannya dulu. Bukan masih punya hubungan. Dekati orang lain. Kemudian satu hari pasca putus. Dating.

Maaf yah. Aku gak tahan. Aku gak kuat. Kamu gak akan pernah paham.

Aku tahu salah menceritakan ini. Tahu betul. Cuman gimana?

Betapa besarnya aku mencintaimu dan berusaha tidak mengusik bahagiamu lagi.

Walau susah.

Padahal kamu mengusik bahagia dan tenangku.

Harus ikhlas kan kata kamu.

Melihat kamu bahagia sama yang lain.

Sudahlah. Aku senang kamu bahagia. Senang banget yah bisa dapat apa yang kamu butuh. Kudoakan selalu hidup mu agar selalu sehat. Bahagia terus.

Semoga hubungan mu teramat sempurna hingga tiada celah dimana kamu bisa bersedih.

Dimanapun kamu berada. Aku masih tulus ke kamu. Aku tidak berniat hadir lagi dalam hidupmu. Biar kamu bahagia terus tanpa merasa terganggu.

Walau tahu, diriku selalu menginginkanmu setiap hari dan saat. Selalu kangen kamu dan ingin kembali momen itu berlanjut.

Tapi sadar yaaa....

Kamu sudah bahagia. Bukan dengan Erlangga. Huft berat. Berat banget harus kehilangan kamu.

Andai kamu tahu. Bagaimanapun hidup dan keadaanmu. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Tidak akan pernah meninggalkanmu. Walau bahagia menjadi pertaruhannya. Tidak akan diriku berpaling. Karena aku tahu itu akan membuatmu sedih dan terluka.

Seperti aku sekarang.

Bukan, ini bukan omong kosong. Buktinya aku kan yang ditinggal.

Maaf suka gak sadar bikin kamu jadi sedih. Merasa aku bukan apa yang kamu butuhkan. Berjuta maaf dariku juga tidak akan bisa mengembalikan kamu.

Kamu sudah jadi milik yang lain.

Tulisanku ini sadar juga kok merendahkan diriku. Bisa jadi bahan tertawaan kalau ada yang baca.

Atau bahan "apaansih cowok kok kaya gitu"

Biarin deh. Pembuktian aja. Aku rela merendahkan harga diri. Supaya kamu tahu. Betapa tulusnya aku.

Juga tidak mungkin ini kamu baca.

Harus bahagia selalu yah sama dia. Harus bisa seneng terus. Semoga tiada celah kesedihan mendalam. Aku harap kamu bisa tersenyum dengan segala perlakuan laki-laki mu yang sekarang. Disaat aku harus mencari distraksi dan berusaha menemukan wanitaku.

Dimana yah dia. Kamu harus digantikan. Harus. Semoga aku bisa. Agar tenang dan tidak sedih.

Haha.


 


Komentar