Langsung ke konten utama

Romansa, Jumat 12 November 2021

Gue berada di Romansa. Sebuah kafe di Sabang, Jakarta Pusat, dekat dengan kantor lama. Satu tahun pas tidak kesini, yah datang hanya untuk menselebrasikan perasaan yang telah hilang dan mengingat awal mula kejadian. 

Datang dari Pondok Gede, hanya untuk bernostlagia, kembali merasakan suasana yang dulu pernah ada.

Baru tahu tempat ini sudah banyak berubah, mulai dari lantai dua yang sekarang jadi salon sampai pelayan yang sudah berganti, dulu ada empat sekarang cuman tinggal dua.

Hai, apa kabar kamu? masih ingat satu tahun yang lalu menangis disini karena mantanmu? dan aku sedang kuliah setelah selesai bekerja harus mendengarkan curhatanmu sekaligus membagi peran untuk siap siap presentasi? apa kamu masih ingat momen itu?

Oh iya, sekarang kamu mungkin sedang bersenda gurau dengan yang baru yah.

Banyak hal yang berubah disini, banyak banget. Mulai dari tempat yang dulu menyenangkan, berubah menjadi tempat yang penuh kenangan. Semua momen indah, berawal dari Romansa.

Apa kamu masih ingat suasana tenangnya? yah masih sama. Masih persis seperti pertama kali kamu kesini, untuk merayakan kamu berhasil masuk kantor. Disambut oleh banyak kolega, senyum malu mu masih aku ingat dengan sangat jelas.

Dulu tidak pernah ada kepikiran bahwa aku akan sejatuh itu terhadap dirimu, nyatanya Aku jatuh terlalu dalam, hingga ingin bangun pun terasa susah. Rindu akan canda tawamu dan seluruh hal tentang dirimu.

Andaikan aku diberi kesempatan, mungkin sekarang kita sedang berada di romansa, untuk kembali berwisata masa lalu mengingat seluruh kejadian baik diantara kita berdua.

Menyebalkan menjadi orang sedih. Kamu pun tidak akan pernah peduli dengan seluruh tulisan ini, dan lagipula siapa juga yang mau membaca.

Aku sedang memakan gado-gado dan thai tea. Menu yang persis aku pesan saat itu. Masih ingat kamu bercerita hingga menangis soal mantanmu. Kamu pakai baju biru, kerudung putih

Aku menggunakan baju warna pink dengan celana berwarna hitam. Ah rindu sekali pada masa itu.

Sekarang, semuanya sudah berubah. Hanya tinggal kenangan dan momen yang hidup kala itu, tidak akan pernah terulang lagi. Bahkan bertemu denganmu saja adalah suatu keajaiban. Setiap hari, selalu berharap tanpa sengaja bisa bertemu.

Di Romansa, aku mulai berpikir, bahwa dahulu tidak tahu bagaimana rasanya harus ditinggal pergi olehmu. Ternyata, hal itu terjadi. Aku ditinggal pergi dan yah masih berusaha untuk menjalankan hidup dalam kesendirian.

Jalan dengan beragam wanita dan teman, tetap tidak bisa kamu tergantikan. Romansa adalah saksi bisu, dimana kita berdua mulai menjalankan hubungan yang menyenangkan. Aku selalu ingin kamu datang kesini.

Mungkin kamu membaca ini, menertawakan Erlangga yang tidak bisa melupakanmu. Mungkin kamu bangga akan semuanya, bahwa kamu berhasil menjadi orang yang tidak bisa dilupakan.

Kejam juga sih kalau itu beneran terpikirkan oleh mu.

Kebahagian aku bermula dari sini, tepat ditanggal ini ditulis dimana kita memulai segalanya. Tentu kamu tidak akan peduli, tidak mungkin menemukan tulisan ini.

Kapan yah tulisan ini bisa selesai dan kelar. Tulisan sih bisa selesai dan kelar, tapi perasaan aku ke kamu gak pernah usai. Kapan yah.

Masih ingat terus dulu kamu milikku, semua bermula di romansa, seluruh detailnya aku ingat namun tidak ingin ku ceritakan. Bagaimana bisa, seseorang yang dulu susah jatuh cinta, bisa sedalam itu jatuhnya sehingga lupa bahwa suatu saat dia akan menghilang.

Pernah tidak kalian yakin, bahwa dia tidak akan pergi. Dia akan terus berada disamping kalian, sampai kapanpun juga. 

Hal yang paling aku takuti adalah, saat dimana aku terjebak dalam pusaran masa lalu di kesedihan yang tidak pernah usai.

Aku selalu takut, kalau harus memulai hubungan baru, kamu tetap menghantui. Dalam mimpi, ingatan dan kenangan. Aku selalu takut, ketika melihat mata orang baru, tatapan hangatmu selalu terbayang.

Walau kamu begitu jahat, namun ada banyak bagian dimana aku rindu kamu. Ingin sekali bertemu. Berbincang banyak tentang hidup yang lagi lucu-lucunya.

Benar katamu, hidup itu pahit. Setidaknya saat ada kamu, hidupku terasa manis walau hanya sementara. Lantas engkau juga yang menghadirkan pahit yang luar biasa. Luka yang tertancap amat dalam. 

Berjalan kaki di Sabang, mengingat dulu kita pernah makan siang, membeli sate langganan, berharap momen itu bisa diulang. Setiap mau makan siang, kamu selalu menunggui diriku.

Dirimu yang suka kangen, kalau aku tidak berada di sebelah mejamu. Ah menyenangkan sekali dulu kalau diingat.

Sekarang, duduk di Romansa, menulis ini sembari menatap pintu masuk, kamu datang melambaikan tangan sembari melemparkan senyuman. Bersamaan dengan baju warna hijau dan kerudung warna krem kamu duduk di depanku.

Andaikan kita bertemu, kamu pasti akan bilang dengan nada lembut "er mau pesen apa?" sekarang semuanya hilang, tinggal angan-angan saja.

Masih ingat betul suaramu yang lirih, indah banget ketika didengar kala itu. Bahkan sekarang kangen pingin dengar lagi kata "Er gapapa, ga semuanya harus berjalan sesuai apa yang kamu pikirkan, gak harus sempurna kok semuanya"

Sekarang kamu lagi apa yah?

Andaikan, kamu datang memesan kopi susu kesukaanmu. Memesan makanan yang pedas karena katamu pedas itu nikmat. Kulihat mulutmu melahap nikmat makanan itu, dimana setiap malam minggu kita bertemu. Dalam keadaan hujan atau seletih apapun diriku, selalu ku sempatkan untuk datang menemuimu.

Kalau saja, kita masih bersama, saat aku wisuda. Saat semuanya telah selesai, kesibukkan ku, ketidak tenangan diriku. Segala perihal yang membuat diriku tersita waktu, pasti aku akan sering mengunjungi rumahmu. Menjadikanmu wanita terbahagia di dunia.

Tapi udah tidak bisa.

Sekarang, aku sedang tersenyum tipis. Betapa pahit dan sakitnya dunia saat engkau masih mengharapkan dia namun secara sadar dia tidak bisa bersama dirimu.

Bagaimana yah kehidupanku selanjutnya, semua kenangan dan memori bersamamu sekarang hanya tinggal dan diam di kepala. Ku harap, kamu sekarang datang, ke Romansa. Kemudian kita berdua bertemu.

Sama seperti kamu mengharapkan aku hadir, ketika kamu jalan ke Circle K. Aku meneleponmu disaat kamu bingung mau kemana, kemudian kita memutari jalan sudirman, seakan dulu dunia milik berdua.

Andai kamu masih ada, salah satu masalahku sudah selesai, yaitu pencarian pasangan. Sekarang kamu sudah pergi, terbang jauh melayang entah kemana. Masalahku jadi tambah. Mencari lagi pasangan dan bagaimana hati ini bisa sembuh.

Yah udah er, Romansa masih ada dengan  kenangan dan momennya. Masih berlokasi di tempat yang sama, pengharapan apalagi hingga dia bisa datang, dia tidak akan pernah datang dan menghampiri. Dia sudah berada digandengan orang lain, sadarlah.

Semuanya sudah selesai. Romansa masih ada, kenanganmu juga masih berada di sekitar sana, biarkan dia hidup. Hanya dalam memori tanpa ada kejadian yang pasti.

Terima kasih Romansa, sudah pernah jadi saksi bisu akhirnya Erlangga bisa merasakan bahagia luar biasa.

Terima kasih juga, untuk perlahan ia harus menyelesaikan semua urusan perasaan dia. Hingga ada orang lain yang datang, untuk menjadi bahagia dia yang lain.

Untukmu, selalu kuucapkan terima kasih karena sudah pernah mendatangi sekaligus meninggali.

Tidak ada satu haripun, aku tidak rindu kamu.

Tidak ada satu hari terlewat, dimana aku tidak memikirkan kamu.

Yasudah, sampai jumpa lagi.

Komentar